Makalah tentang Sulfur
Posted by Unknown on 6:42 AM with No comments
“SULFUR (S)”
OLEH :
• Erita
Mariana S (05121007089 )
• Sardianto (05121007125)
• Yuli
Helna (05121007053)
• Umiya (05121007010)
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
INDRALAYA
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belerang merupakan
elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas digunakan dalam proses
biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan bakar
baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana.
Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin dan tiamin, yang terakhir
yang bernama untuk kata Yunani untuk belerang. Belerang merupakan bagian
penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti
glutathione dan thioredoxin. Belerang organik terikat adalah komponen dari
semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan disulfida
sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya
keratin protein, yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut, dan bulu,
Di alam, belerang dapat
ditemukan sebagai unsur murni dan sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen
sulfur biasanya dicari oleh kolektor mineral untuk bentuk cerah mereka
polyhedron berwarna. Menjadi berlimpah dalam bentuk asli, belerang dikenal di
zaman dahulu, disebutkan untuk penggunaan di Yunani kuno, Cina dan Mesir. Asap
belerang digunakan sebagai fumigants, dan belerang yang mengandung campuran
obat yang digunakan sebagai balsem dan antiparasitics. Sulfur dirujuk dalam
Alkitab sebagai belerang dalam bahasa Inggris, dengan nama ini masih digunakan
dalam istilah non-ilmiah beberapa. Belerang dianggap cukup penting untuk
menerima simbol sendiri alkemis nya.. Hal itu diperlukan untuk membuat kualitas
terbaik dari mesiu hitam, dan bubuk kuning cerah itu dihipotesiskan oleh para
alkimiawan yang mengandung beberapa sifat emas, yang mereka berusaha untuk
mensintesis dari itu. Pada 1777, Antoine Lavoisier membantu meyakinkan
masyarakat ilmiah bahwa belerang unsur dasar, bukan senyawa.
Elemen sulfur pernah
diekstraksi dari kubah garam mana kadang-kadang terjadi dalam bentuk hampir
murni, tetapi metode ini telah usang sejak akhir abad 20. Hari ini, hampir
semua elemen sulfur diproduksi sebagai produk sampingan dari menghilangkan
kontaminan yang mengandung sulfur dari gas alam dan minyak bumi. Menggunakan
komersial elemen terutama dalam pupuk, karena kebutuhan relatif tinggi tanaman
untuk itu, dan dalam pembuatan asam sulfat, bahan kimia industri primer.
Terkenal lainnya menggunakan untuk elemen dalam pertandingan, insektisida dan
fungisida. Banyak senyawa sulfur odiferous, dan bau gas alam odorized, aroma
sigung, jeruk, dan bawang putih adalah karena senyawa belerang. Hidrogen
sulfida yang dihasilkan oleh organisme hidup menanamkan bau busuk karakteristik
untuk telur dan proses biologis lainnya dan elemen berkontribusi terhadap bau
menyengat mereka ketika dibakar.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
pengaruh Sulfur terhadap pertumbuhan tanaman ?
2. Apa
gejala defisiensi Sulfur pada tanaman ?
3. Bagaimanakah
sifat Sulfur didalam tanah ?
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui pengaruh, manfaat, defisiensi serta sifat Sulfur terhadap tanaman.
Agar bisa memahami bagaimana cara mengatasi tanaman yang mengalami gangguan
fisiologis karena defisiensi maupun kelebihan unsur sulfur ini.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Belerang merupakan
elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas digunakan dalam proses
biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan bakar
baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana.
Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin dan tiamin, yang terakhir
yang bernama untuk kata Yunani untuk belerang. Belerang merupakan bagian
penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti
glutathione dan thioredoxin. Belerang organik terikat adalah komponen dari
semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan disulfida
sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya
keratin protein, yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut, dan bulu, dan elemen
berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar.
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik,
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur
dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan
hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup
di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang
mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat
terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan
diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat
dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian
H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan
sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam
siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan
terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat
menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur belerang, mikroorganisme
yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1)
H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2)
SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio
3)
H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4)
S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik
Daur Biogeokimia belerang/sulfur
adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon. Pengertian dan definisi lain
dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari hidrogen
sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi
hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam
tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur
dioksida dan di dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai
dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di
metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan
manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari
dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil
metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan
dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah
sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin
bau.
Hidrogen sulfida (H2S)
berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap
berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas
hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal
di dalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan
senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan
sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida
akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan
oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll.
Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang
jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali
diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup
mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya.
Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu
komponen penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk
merubah sulfur menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses
yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh
aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus
sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum
dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S)
III.
PEMBAHASAN
Belerang atau sulfur,
adalah unsur kimia dengan nomor, atom 16 diwakili oleh S. simbol Ini adalah,
berlimpah multivalen non-logam. Pada kondisi normal, atom belerang membentuk
molekul siklik octatomic dengan rumus kimia S8. Elemen sulfur merupakan padatan
kristalin kuning cerah. Kimia, belerang dapat bereaksi baik sebagai oksidan
atau mengurangi agen. Ini mengoksidasi logam yang paling dan beberapa
nonmetals, termasuk karbon, yang mengarah untuk mengisi negatif dalam senyawa
organosulfur kebanyakan, tetapi mengurangi oksidan yang kuat beberapa, seperti
oksigen dan fluor.
Peranan Sulfur
Unsur S diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak,
lebih sedikit dibanding N atau K, serupa dengan P, Ca dan Mg.; sebagai
penyusun asam amino essensial: sistin, sistein dan metionin, 90% S dalam
tanaman berupa protein, ikatan disulfida, susunan protein dan aktivitas ensim,
pembentukan klorofil; Ferredoksin: protein Fe-S, reaksi redoks: fotosintesis,
penyematan nitrogen, reduksi nitrat dan sulfat; koensim: koensim A dan vitamin,
biotin, thiamine, B1; senyawa volatil: tanaman keluarga Onion dan crucifer
(cabbage).
Manfaat Umum Sulfur
1) Belerang dioksida (SO2)
digunakan sebagai fungisida (anti jamur), fumiga (anti serangga), dan dalam
jumlah yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet makanan.
2) Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O)
digunakan dalam proses pencucian film. Senyawa ini dikenal dengan merk hipo.
3) Asam sulfat (H2SO4)
dipakai sebagai pelarut, pengisi aki, pembuatan garam sulfat, pembuatan pupuk,
pengolahan minyak, dan pewarnaan tekstil.
Manfaat Khusus Sulfur
1) Pembentukan asam amino dan
pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
2) Pertumbuhan anakan pada tanaman
3) Berperan dalam pembentukan klorofil
serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
4) Pada beberapa jenis tanaman antara
lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga
aktifator enzim membentuk papain
Mobilitas
S
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman: tidak segera
dapat dialihtempatkan dari daun yang tua ke bagian titik tumbuh, gejala
kekahatan muncul pertama pada bagian atas yaitu daun muda. Gejala kekahatan:
kerdil (stunted), pertumbuhan spiral (spindly growth), seringkali seluruh
tanaman menjadi klorosis seragam (uniformly chlorotic), tanaman Crucifer membentuk
warna kemarahan dan ungu, kadar protein rendah, pengumpulan N bukan protein.
Jika kadar S berlebihan tidak secara langsung mempengaruhi
tanaman tersebut atau organisme yang memakannya, tetapi dapat menyebabkan
masalah kegaraman karena S merupakan anion yang dominan pada tanah salin,
pelindian yang hebat dari SO4= meningkatkan
kehilangan kation.
Sumber
S
1)
Perombakan
bahan orgaik tanah, karena 90% S dalam tanah berada dalam bentuk organik
tersebut
2)
Rabuk,
kompos dan biosolid.
3)
Sulfat
yang terjerap pada tapak pertukaran anion dari oksida Al dan Fe.
4)
Mineral
S: pada musim kering sulfida dalam bentuk anaerob.
5)
Pengendapan
atmosfer dari inudstri, hujan asam.
6)
Pupuk
S.
Bentuk S Yang Diserap Tanaman
- Penyerapan langsung SO2 oelh daun: jumlahnya kecil, jika kadar S dalam udara tinggi akan meracuni tanaman.
- Penyerapan akar etrutama dalam bentuk: sulfat (SO4=).
Gerakan S Menuju Akar
Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan
difusi. Terutama beregrak karena aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti
penting pada tanah dengan kadar S yang rendah. Kadar dalam larutan tanah 5-20
ppm. Aras yang mencukupi kebutuhan tanaman 3-5 ppm dalam tanah.
Transformasi
S Dalam Tanah
Proses alih rupa antara lain: Mineralisasi – immobilisasi,
Adsorpsi – desorpsi, Presipitasi – dissolusi, Oksidasi – reduksi, Volatilisasi.
Mineralization
– Imobilisasi
1) Daur S organik serupa dengan N
organik.
2) Mineralisasi : melepas S menjadi
anorganik, SO4 tersedia bagi tanaman
3) Imobilisasi (assimilation):
kebalikan dari mineralisasi, pengambilan S anorganik dari tanah oleh mikrobia
untuk membentuk tubuhnya
4) Keseimbangan antara mineralisasi dan
imobilisasi ditentukan oleh nisbah C:S dan N:S, nisbah C:N:S bahan organik
sekitar 120:10:1,4.
5) Dalam bahan organik terkandung 1% S.
Dengan susunan bentuk ester dan eter sulfat sebesar 30-60% melalui ikatan
C-O-S, bentuk asam amino sekitar 10-20%, residual S sebesar 30-40%.
6) Ensim sulfatase : mirip dengan ensim
fosfatase, melepas sulfat dari ester sulfat.
7) Pengaruh nisbah C:S : (1) C:S
>400 S imobilisasi > S mineralisasi, (2) C:S = 200-400 S
imobilisasi = S mineralisasi, (3) C:S <200 mineralisasi="" s=""> S
imobilisasi. 200>
Adsorpsi – Desorpsi
1) Senyawa SO4 2-
yangterjerap merupakan bentuk S dari pangkalan labil bersifat segara tersedia,
mengisi kekosongan pada larutan tanah . Uji S tanah umumnya misalnya ekstraksi
dengan Ca-fosfat.mengukur S yang terlarut ditambah S yang terjerap. Reaksi ini
penting pada tanah yang telah terlapuk dengan lanjut. Kekuatan adsorpsi: H2PO4-
> SO4=
> NO3-.
2) Faktor yang mempengaruhi kapasitas
jerapan: koloid tanah, hidroksida Fe-Al, kandungan lempung tipe 1:1, kemasaman
tanah, besarnya muatan tergantung pH, kapasitas pertukaran anion.
3) Komposisi larutan tanah juga
mempengaruhi: kadar SO4, keberadaan anion dan kation lainnya,
pendesakan oleh fosfat.
4)
Presipitasi – Dissolusi
Presipitasi – Dissolusi
1) Gypsum (CaSO4) di daerah
kering, merupakan bentuk pengendapan bersama antara S dengan Ca-karbonat
pada tanah kapuran
2) Sulfida pada kondisi anerob di tanah
tergenang: H2S mengendap sebagai FeS atau ikatan logam-S yang
lainnya, untuk melarutkan diperluakn proses oksidasi.
Okidasi – Reduksi
1) Bentuk S : beragam dari bilangan
oksidasi -2 sampai + 6, yaitu silfida, polisulfida, S elemen, tiosulfat, sulfit
dan sulfat.
2) Bentuk oksidasi terbanyak sebagai
sulfat, sulfat yang diserap tanaman akan direduksi menjadi S organik.
3) Proses Oksidasi dan reduksi S
dibantu oleh mikrobia
4) Senyawa S anorganik tereduksi
terdapat pada tanah tergenang kondisi anaerob : (wetlands, swamps, tidal
marshes), pada kondisi aerob segera mengalami oksidasi.
5) Oksidasi S: mikrobia ototrofik dan
heterotrofik : Thiobacillus sp. meneybabkan pemasaman. H2S + 2O2
à H2SO4 à 2H+ + SO4=
dijumpai pada daerah tambang (acid
mine drainage) terjadi oksidasi senyawa sulfida speerti pyrite (FeS).
Dapat juga digunakan di lahan pertanian untuk mengoksidasi S elemen : 2S + 3O2
+ 2H2O Ã 2H2SO4 Ã 4H+ +
2SO4=
Defisiensi Sulfur
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip
kekurangan unsur Nitrogen, misalnya :
1) Daun berwarna hijau mudah pucat
hingga berwarna kuning
2) Tanaman kurus dan kerdil
3) Pertumbuhan dan perkembangannya
lambat.
Pengangkutan
S
1)
Erosi:
hilangan bersama bahan organik
2) Pelindian: sulfat sangat mobil dalam
tanah, sulfat merupakan anion yang dominan pada air lindian, pelindinan
meningkat jika kandungan kation monovalen (K+, Na+)
besar
3) Hilang karena volatilisasi
Volatilisasi
Kehilangan karena menguap: hasil transformasi mikrobia dalam
tanah, misalnya dimethyl sulfide (CH3SCH3), atau
karbon disulfide, methyl mercaptan, dan dimethyl disulfida. Pengaruhnya
terhadap kesuburan tanah rendah. Dapat juga menguap melalui daun, hal ini
mempengaruhi mutu pakan.
Manajemen
pupuk S
Pada tanah pasiran sering kekahatan S, karena rendahnya
bahan organik tanah dan pelindian yang hebat terhadap SO4, kebutuhan
tanaman beragam: diperlukan oleh alfalfa, clovers, canola, kubis dan sayuran
serupa, hmt Brassicas, bawang merah danbawang putih, hmt rerumputan atau legum,
rumput menyerap S lebih cepat dibanding legum. Sumber sulfur: S unsur
(tidak segera tersedia, harus dioksidasi lebih dahulu menjadi SO4,
oksidasi berlangsung dalam reaksi masam). Sumber lain ikut dalam
superfosfat. SSP (14% S), TSP (1,5% S).
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang Sulfur (S) atau
Belerang ini adalah :
1. Sulfur merupakan elemen penting bagi semua
kehidupan, dan secara luas digunakan dalam proses biokimia, dalam reaksi
metabolik, sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan
untuk organisme sederhana, serta merupakan bagian penting dari banyak enzim dan
juga dalam molekul antioksidan.
2. Unsur S diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah relatif banyak, lebih sedikit dibanding N atau K, serupa dengan P,
Ca dan Mg.
3. Gejala kekurangan sulfur pada
tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur Nitrogen, misalnya : Daun berwarna
hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, pertumbuhan
dan perkembangannya lambat.
4. Di
dalam tanah sulfur bersifat sangat mobil, artinya sangat mudah berpindah,
hilang dan tidak tersedia bagi tanaman.
5. Kekurangan
unsur sulfur bisa diatasi dengan penambahan pupuk buatan seoerti TSP dan ZA.
B.
Saran
Sulfur merupakan unsur
hara esensial makro sekunder bagi tanaman, maka dari itu ketersediaan unsur
hara ini sangatlah penting bagi tanaman. Kekurangan unsur hara ini dapat
menyebabkan gejala sakit pada tanaman. Untuk itu sangat penting jika kita bisa
memahami tentang gejala defisiensi sulfur ini pada tanaman. Untuk mengatasi
masalah tanaman kekurangan asupan sulfur maka bisa diatasi dengan memberikan
tambahan unsur sulfur ini dengan pupuk tambahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Adams, C.R, K.M Bamford and M.P. Early. 1995. Principles of Horticulture,
seconded. Butterwoutn – Heinemann Ltd. British.
Badan Pusat Statistik. 2006. Produksi Sayuran di Kabupaten Karawang. Karawang.
BAPEDA Kabupaten Karawang. 2004. Penelitian/Uji Unsur Hara Tanah.
IPB. Bogor.
East West Seed Indonesia. 2006. Deskripsi Beberapa Varietas Caisim.
PT. East West Seed Indonesia. Purwakarta.
Goh, K. M and R. J. Haynes. 1986. Sulfur and Agronomics practices.
p: 379-468. In R.J. Haynes. Mineral Sulfur in Plant Soil
System. Academic Press. Florida
Gomez, A. K. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk
Penelitian Pertanian. (terjemahan oleh Enang Sjamsudin &
Justika Baharsjah). Edisi 11. UI press, Jakarta
Grunes. D. L. and W. H. Allaway. 1985. Nutritional Quality of plants in
Relation to Fertilizer
Use. p : 589-616. in Englstad
O. P (ed.) Fertilizer
Technology and Use Soil Science Society of America Inc. Madison
Wiscounsin.
Hakim. 1986. Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu
Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.
Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.
Harlina, N. 2003. Pemanfaatan
Pupuk Majemuk Sebagai Sumber Hara. Institut
Pertanian Pertanian Bogor.
Haryanto B, Suhartini T, Rahayu E, dan Sunarjo.
2006. Sawi dan Selada.
Penebar Swadaya. Jakarta
Himawan, A. Sigit dan E. Suhaeli. 2004. Laporan Uji Coba Lapangan Pupuk
Kompos Granular. PT. Komposindo Granular Arendi. Bandung
Jacob. A. and H. V. Uexkull. 1960. Fertilizer Use:Nutrition and
Manuring of Trofical Crops. Translet
by C. L. Whittles. Hannover. 593 p.
Jamaludin, L. 2005. Estimasi
Defisiensi S Dalam Lahan Padi Varietas Ciherang Di Lahan Sawah Irigasi.
Fakultas Pertanian. Unsika. Karawang.
Komposindo Granular Arendi. 2005. Kompos Granular Rabog. PT
Komposindo Granular Arendi.
Lingga. 1986. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Lingga, P dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya. Jakarta
Mahanani, C. R. L 2003. Siklus Sulfur. Fakultas
Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Murbandono. 1990. Membuat
Kompos. Cetakan
Keenam. PT Swadaya Jakarta.
Nyapka Yusup M, Lubis M.A, Pulung Anwar Mamat, Amrah
Ghaffar A, Munawar Ali, Hong Ban Go, Hakim Nurhajati. 1988. Kesuburan Tanah.
Universitas Lampung. Palembang.
Opena, R. T and D. C. S Tay. 1994. Brassica rapa L. Group Caisim. Hal 153-157. J. S. Simonsma dan K.
Pileuk. Plant Recource
of Sout-East Asia, Vegetable. PROSEA
Foundation.
Palungkun, R dan Budiarti, A. 1993. Sweet Corn and Baby Corn. Penebar Swadaya. Jakarta.
Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa Bandung. Hal
37-55. Bandung.
Rahardi, F., dkk. 1993. Agribisnis Tanaman
Sayur. Penebar
Swadaya. Jakarta
Rakhmiati, Yatmin, Fahrurrozi. 2003. Respon Tanaman Sawi Terhadap
Proporsi Dan Takaran Pemberian S. Jurnal Wacana Pertanian Vol. III.
Hal 119-121. Bandar Lampung.
Sarief, S. 1989. Kesuburan
Dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Buana. Bandung.
Soenaryono, H. 1989. Budidaya Brassica (Kubis) Penting
Di Indonesia. Hal 371
– 400 dalam Sri Setyati Harjadi (Ed). Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya pertanian. Fakultas
Pertanian Bogor. Bogor
Soepardi, G. 1983. Sifat
dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Soeseno, S. 1999. Bisnis Sayuran Hidroponik.
PT. Gramedia. Jakarta
Suwarsono. 1980. Kesuburan
Tanah. Departemen Ilmu tanah. IPB. Bogor.
FUNGSI SULFUR ( S ) ATAU BELERANG BAGI TANAMAN
Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
Unsur Sulfur dalam Pupuk
Bila kitamengenal pupuk ZA, maka di dalamnya
terdapat kandungan unsur Ndan S. Unsur Nitrogennya sebesar 21 % dan Sulfur (
belerang ) sebesar 24%. Artinya apa? kandungan Sulfurnya kok bisa lebih
tinggi dari N nya.
Selain dalam pupuk ZA, unsur belerang terdapat dalam
pupukPonska ( 15 15 15 10 ). Artinya di dalam pupuk ponska ada sekitar 10 %
unsursulfurnya.
FungsiSulfur Bagi Tanaman
Oleh sebab itu, marilah kita mengenal fungsi Sulfur ini
bagitanaman. Unsur Sulfur yang lebih dikenal dengan nama Belerang diserap
tanaman dalam bentuk ion sulfat (SO4=). Zat ini merupakan bagian dari
protein yangterdapat dalam bentuk cystein, methionin, thiamine.
Adapunfungsi umum sulfur sbb :
1. Membantu
pembentukan butirhijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
2. Menambah kandungan
proteindan vitamin hasil panen.
3. Meningakatkan jumlah
anakan yangmenghasilkan (pada tanaman padi).
4. berperan penting
padaproses pembulatan zat gula.
5. Memperbaiki warna,
aroma,dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
6. Memperbaiki
aroma,mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi bawang merah
danbawang putih.http://banyuagung.wordpress.com/2009/07/30/fungsi-pupuk-za-bagi-tanaman-kita
Sebagian besar sulfur di dalam tanah berasal dari bahan
organikyang telah mengalami dekomposisi dan sulfur elemental ( bubuk/ batu
belerang )dari aktivitas vulkanis. Sulfur yang larut dalam air akan segera
diseraptanaman, karena unsur ini sangat dibutuhkan tanaman terutama
padatanaman-tanaman muda. http://pustaka.rumahilmu.or.id/pendidikan.
Fungsi Sulfur Bagi Tanaman Padi
Belerang ( sulfur) padapadi diperlukan untuk sintesis
asam amino sistin, sistein, dan metionin, yangselanjutnya membentuk protein.
Selain itu belerang sangat membantu perkembanganpucuk, akar dan anakan.
Padi sawah yang mengalamikekurangan belerang umurnya
lebih panjang dengan persentase kehampaan gabahyang tinggi, untuk mengatasi
kekahatan belerang pada padi, perlu dilakukanupaya perbaikan kualitas dan
produktivitas tanah melalui pemberian pupukanorganik dan pupuk organik.
Salah satusumber S anorganik yang baik untuk padi sawah
adalah pupuk amonium sulfat [(NH4)2SO4] karena dapat memasok Syang tersedia
bagi tanaman, yaitu sulfat (SO42-). http://blogs.unpad.ac.id/emmasofyan
BILA TANAMAN KEKURANGAN UNSUR HARA BELERANG,MAKA:
1. Produksi protein
tanaman menurun,pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
2. Terjadi penimbunana amida
bebas dan asamamino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan
aktifitasfisiologis dan mudah tererang hama dan penyakit.
3. Produksi butir hijau daun
menurun, prosesasimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami
klorosis /kekuningan, dan hasil panen rendah.
Oleh sebab itu, pupuk inidiberikan pada tanaman padi
dalam masa vegetatif atau tanaman yang hasilpanennya di daun seperti bayam,
sawi dll.
Pada suatu kesempatan,saya pernah bertanya pada petani
sawi organik, ” kok sawi ini rasanya enakpak?”. Dijawabnya,” kalo untuk pupuk,
saya nga pake urea, tapi pake pupuk ZA saja”.
Daur Biogeokimia Sulfur/Belerang
0 Comment:
Post a Comment