Makalah Tentang Irigasi
Posted by Unknown on 6:39 AM with 5 comments
MEKANISASI PERTANIAN
“IRIGASI DI INDONESIA”
OLEH :
Sardianto (05121007125)
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
INDRALAYA
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejak Indonesia
tidak mampu lagi mencapai swasembada pangan, berbagai perubahan kebijakan terus
dilakukan pemerintah dalam pengelolaan irigasi. Alasan utama yang muncul
perubahan kebijakan tersebut adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh
pemerintah. Namun jika dikaji lebih dalam, perubahan tersebut juga tidak
terlepas perubahan model kebijakan irigasi pada tingkatan internasional.
Dominasi pemerintah dalam pembangunan irigasi pada masa revolusi hijau
dipandang sebagai penyebab utama kegagalan pembangunan irigasi termasuk di
Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut adalah ekspansi besar-besaran
daerah irigasi tidak diimbangi dengan ketersediaan dana untuk melakukan
operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi. Dengan demikian pemindahan
tanggung jawab operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dari pemerintah
kepada petani (P3A) dipandang sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi
dalam pembangunan sektor irigasi. Konsep inilah yang sebenarnya diadopsi
oleh pemerintah Indonesia di sektor irigasi atau yang lebih dikenal sebagai
Irrigation Management Transfer (IMT), yang menempatkan P3A sebagai aktor
utama dalam operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Salah satu prasyarat yang
dibutuhkan untuk menjalankan IMT ini adalah hak guna air (water use rights).
Bank Dunia sendiri mendefinisikan hak-hak irigasi dalam tiga kategori yaitu
management kontrol, fasilitas fisik dan air. Khusus hak atas air (water
rights) irigasi adalah seberapa banyak air yang dapat diberikan kepada petani
untuk menjamin kecukupan air bagi lahan petani anggota P3A lainnya. Pada
intinya IMT mendorong adanya transfer otoritas pengambilan keputusan
dalam pengelolaan irigasi kepada P3A.
Beberapa studi terhadap IMT
menunjukkan dampak yang positif baik terhadap petani maupun keberlajutan system
irigasi. Hal ini meliputi perbaikan distribusi air yang adil kepada
petani dan meningkatnya partisipasi petani dalam proses pengambilan keputusan.
Namun studi lain juga menunjukkan bahwa IMT berdampak negatif, antara lain
rendahnya skala ekonomi P3A untuk menyediakan layanan sesuai dengan sistem
yang ada, petani juga diminta untuk membayar jasa air lebih mahal tanpa
adanya perbaikan dan efisiensi layanan. Dan yang terpenting sebenarnya adalah
bahwa IMT memperkenalkan P3A sebagai sebagai langkah awal untuk merubah
sistem pertanian subsisten menjadi tanaman yang bersifat komersial. Dengan
tanaman komersial dan ketersediaan pasar petani kecil akan mampu membayar iuran
kepada P3A untuk operasional dan pemeliharaan serta perbaikan jaringan
irigasi. Dan pada akhirnya pemerintah dapat menghilangkan subsidi maupun
pengeluaran yang terkait dengan pembangunan irigasi.
Hal lain yang juga perlu dicermati adalah
ketidakjelasan status jaringan irigasi di Indonesia. Jika jaringan
irigasi dipandang sebagai barang publik (public goods), seharusnya petani tidak
dibebankan untuk membayar biaya jasa layanan air irigasi. Tetapi jika jaringan
irigasi dipandang sebagai common property goods , maka petani harus membayar
jasa layanan air tersebut. Persoalannya dengan kebijakan irigasi sekarang
adalah ada dua penyedia layanan jaringan irigasi yaitu pemerintah dan P3A dan
keduanya berhak untuk menarik jasa layanan air tersebut kepada petani, yang
tentu saja membawa implikasi pada semakin beratnya beban petani.
Dari uraian diatas hal
menjadi topik adalah perlunya pengaturan air untuk tanaman agar dapat maksimal
dan efifien dalam pemanfaatannya, dan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah
dengan membangun irigasi. Namun apakah arti irigasi tersebut sebenarnya? serta
apakah manfaat dari irigasi tersebut apabila ditinjau secara langsung maupun
tidak langsung? untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan mempelajarinya
satu - persatu.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
system irigasi di Indonesia ?
2. Apa
yang terjadi dengan system irigasi di Indonesia sekarang ini ?
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana system irigasi di Indonesia dan apa yang terjadi dengan
system tata air di Indonesia sekarang ini.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Sejarah
dan Konteks Reformasi Irigasi di Indonesia.
Pada tahun 1999, perubahan besar
terjadi di sektor sumberdaya air di Indonesia, dengan munculnya kebijakan
untuk melakukan reformasi sektor sumberdaya air di Indonesia yang didukung oleh
Bank Dunia melalui WATSAL. Seperti sudah diungkapkan di atas, ada dua aspek
terkait yaitu manajemen sumberdaya air dan manajemen layanan. Kedua aspek
tersebut menjadi bagian dari reformasi sumberdaya air di Indonesia. Salah satu
bagian dari dua aspek tersebut adalah reformasi di sektor irigasi.
Jika dilihat lebih dalam, reformasi
sektor irigasi sudah dilakukan sudah dilakukan sejak tahun 1987. Dengan alasan
keterbatasan dana, pemerintah pada tahun 1987 melakukan reformasi kebijakan di
sektor irigasi yang dikenal dengan Irrigation Operation and Maintenance Policy
(IOMP). Kebijakan tersebut merupakan hasil dari dialog kebijakan (policy
dialogue) antara pemerintah Indonesia dan Bank Dunia serta ADB yang tidak lain
adalah prakondisi untuk memperoleh dana pinjaman baru di sektor irigasi.
Reformasi kebijakan sektor irigasi yang dibiayai oleh Bank Dunia melalui The
First Irrigation Subsector Project (ISS I), ISSP II, dan Java Irrigation and
Water Resources Management Project (JIWMP), pada intinya memperkenalkan
kebijakan baru di sektor irigasi yaitu turnover management, irrigation service
fee dan efficient operational dan pemeliharaan . Sebagai bagian dari
reformasi pengelolaan irigasi, petani dalam hal ini P3A diharapkan dapat
berperan aktif untuk ikut dalam pengelolaan irigasi. P3A merupakan sebuah
organisasi pengelola irigasi yang dibentuk oleh pemerintah (top-down approach)
sebagai penggganti organisasi pengelola irigasi tradisional seperti Ulu-Ulu,
Raksa Bumi, Tudung Sipulung dan sebagainya.
Dalam
perjalanannya IOMP dianggap gagal, salah satu persoalannya adalah masalah
kelemahan manajemen, yang disebabkan fokus pembangunan irigasi lebih
berorientasi pada hal-hal yang bersifat teknis dan fisik bangunan irigasi,
sedangkan faktor-faktor sosial dan institusional yang bersifat spesifik lokal
luput dari perhatian. Kondisi tersebut membawa implikasi pada marginalisasi
kemampuan petani dalam mengelola irigasi dan menjadikan P3A sebagai
perpanjangan tangan birokrasi pada waktu itu.
Pada tahun 1999 Presiden
mengeluarkan Inpres No.9 tahun 1999 tentang Pembaruan Kebijakan Pengelolaan
Irigasi (PKPI) yang berisi isntruksi kepada Menteri Pekerjaan Umum untuk (1)
melakukan koordinasi mempersiapkan kerangka peraturan dan perundangan dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaharui kebijakan pengelolaan
irigasi, (2) Pembaruan Kebijakan Pengelolaan Irigasi yang dimaksud meliputi
(a) pengaturan kembali fungsi dan tugas lembaga pengelola irigasi, (b)
pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A), (c) Penyerahan Pengelolaan
Irigasi kepada P3A, (d) Pengaturan Pembiayaan Pengelolaan Irigasi, (e)
Keberlanjutan Pengelolaan Sistem Irigasi.
Berdasarkan komponen-komponen
tersebut kemudian pemerintah menerbitkan PP No.77 tahun 2001 tentang Irigasi.
Terbitnya PP tentang irigasi ini kemudian menjadi polemik ketika pada tahun
2003 pemerintah (Departemen Kimpraswil) mengumumkan “moratorium” pemberlakuan
PP ini, dengan alasan pada waktu itu masih ada pembahasan soal RUU Sumberdaya
Air, pemindahan kewenangan pengelolaan irigasi akan membebani petani terutama
petani miskin . Hal ini menimbulkan “kekecewaan” bagi kelompok pendukung PKPI ,
dengan alasan bahwa pengumuman “moratorium” tersebut tidak dilakukan secara
tertulis akan tetapi hanya perintah lisan yang disampaikan dalam rapat kerja
Kimpraswil atau rapat-rapat internal lainnya dan tidak pernah dalam bentuk
bahan tertulis dan menunjukkan bahwa pemerintah ragu-ragu dalam upaya
memberdayakan petani. Dan dengan berlakunya UU No.7 tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air, kebijakan irigasi di Indonesia kembali seperti semula, dimana
tanggung jawab pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan
sekunder berada di tangan pemerintah, sedangkan jaringan tersier menjadi
tanggung jawab petani.
B.
Irigasi
Irigasi adalah semua atau segala
kegiatan yang mempunyai hubungan dengan usaha untuk mendapatkan air guna
keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan tersebut dapat meliputi :
perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan sarana untuk mengambil
air dari sumber air dan membagi air tersebut secara teratur dan apabila terjadi
kelebihan air dengan membuangnya melalui saluran drainasi.
Secara garis besar, tujuan
irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu : Tujuan Langsung,
yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas
kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang
sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah tersebut. Tujuan Tidak
Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan yang meliputi : mengatur suhu
dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk dengan
melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan elevasi
suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa
air, dan lain sebagainya.
Irigasi didefinisikan sebagai
suatu cara pemberian air, baik secara alamiah ataupun buatan kepada tanah
dengan tujuan untuk memberi kelembapan yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Secara alamiah air disuplai kepada tanaman melalui air hujan.
Seara alamiah lainnya, adalah melalui genangan air akibat banjir
dari sungai, yang akan menggenangi suatu daerah selama musim hujan, sehingga
tanah yang ada dapat siap ditanami pada musim kemarau.secara buatan :
Ketika penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan rekayasa teknik
dalam skala yang cukup besar, maka hal tersebut disebut irigasi buatan (
Artificial Irrigation ). Irigasi buatan secara umum
dapat dibagi dalam 2 ( dua ) bagian : Irigasi Pompa ( Lift Irrigation
), dimana air diangkat dari sumber air yang rendah ke tempat yang lebih tinggi,
baik secara mekanis maupun manual.
Irigasi Aliran ( Flow Irrigation ), dimana air dialirkan ke lahan pertanian secara gravitasi dari sumber pengambilan air.
Irigasi Aliran ( Flow Irrigation ), dimana air dialirkan ke lahan pertanian secara gravitasi dari sumber pengambilan air.
Sesuai dengan definisi
irigasinya, maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya rekayasa teknis
untuk penyediaaan dan pengaturan air dalam menunjang proses produksi pertanian,
dari sumber air ke daerah yang memerlukan serta mendistribusikan secara teknis
dan sistematis.
Adapun manfaat dari suatu
sistem irigasi, adalah :
1.
Untuk membasahi tanah, yaitu
pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu.
2.
Untuk mengatur pembasahan
tanah, agar daerah pertanian dapat diairi sepanjang waktu pada saat dibutuhkan,
baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
3.
Untuk menyuburkan tanah, dengan
mengalirkan air yang mengandung lumpur & zat – zat hara penyubur tanaman
pada daerah pertanian tersebut, sehingga tanah menjadi subur.
4.
Untuk kolmatase, yaitu
meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan pengendapan lumpur yang dikandung
oleh air irigasi.
III.
PEMBAHASAN
Keseimbangan
air di alam semakin hari semakin bergeser. Hal ini disebabkan karena sumber air
tawar yang tersedia di alam jumlahnya terbatas. Padahal kebutuhan air cenderung
meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Untuk
menjaga keseimbangan air maka perlu kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya
air.
Salah
satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi. Mengingat Indonesia
adalah Negara agraris dengan tanaman dan makanan utama penduduknya adalah
beras, maka peran irigasi sebagai penghasil utama beras menduduki posisi
penting. Irigasi memerlukan investasi yang besar untuk pembangunan sarana dan
prasarana, pengoperasian dan pemeliharaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengelolaan yang baik, benar, dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi
dapat seoptimal mungkin.
Jumlah
air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam,
juga tergantung pada macam tanaman serta masa pertumbuhannya. Untuk itu
diperlukan sistem pengaturan yang baik agar kebutuhan air bagi tanaman sapat
terpenuhi dan efisien dalam pemanfaatan air.
Mengingat
air yang tersedia di alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan baik lokasi
maupun waktunya, maka diperlukan saluran (saluran irigasi dan saluran drainasi)
dan bangunan pelengkap (misal : bendungan, bendung, pompa air, siphon,
gorong-gorong / culvert, talang air dan sebagainya) untuk membawa air dari
sumbernya ke lokasi yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar
kecilnya air yang diambil maupun yang diperlukan.
Irigasi di Indonesia ini mulai dikembangkan semenjak
indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada beras. Awalnya irigasi itu
sendiri diangap penting oleh pemerintah umumnya dan petani sendiri khususnya.
Semuanya hanya berpikiran bahwa Indonesia ini adalah Negara yang kaya, makmur,
subur serta segalanya mudah sehingga pemikiran untuk jangka panjag tentang
ketersediaan pangan pun tak lagi dihiraukan. Pikiran awal petani Indonesia dulu
hanyalah keberhasilan panen, dan pemerintah hanya bangga karena saat itu mampu
mencapai swasembada beras tanpa harus repot mengupayakan ketersediaan air
dilahan.
Memasuki keadaan seperti sekarang ini, petani mulai
mengeluh tentang minimnya ketersediaan air di lahan sawahnya khususnya
petani-petani daerah jawa. Atas keluhan tersebut berimbas pada kurangnya minat
petani untuk menanam padi lagi. Masalah besar pun jelas terjadi, ketersediaan
beras sebagai makanan utama bangsa Indonesia ini pun jadi mulai dikhawatirkan
tidak tersedia. Mencapai swasembada beras pun kini dirasa hanyalah mimpi,
keberhasilan era orde baru dianggap hanyalah masa lalu yang tak mungkin
terulang lagi.
Jenis-jenis irigasi di Indonesia adalah :
1. Irigasi
permukaan : Mengambil air dari sumber-sumber yang ada, lalu membuat bangunan
penangkapnya, kemudian mengalirkannya melalui saluran primer dan sekunder ke petak-petak
sawah.
2. Irigasi
tambak : Mengatur tata air dari sumber irigasi yang sudah ada melalui system
drainase (menahan dan mengairi padi)
3. Irigasi
air tanah : Mengambil air tanah kemudian memompa dan mendistribusikannya ke
petak-petak sawah.
4. Irigasi
pompa : Diutamakan untuk areal persawahan di dataran tinggi.
Berikut
ini fungsi irigasi :
1. Memasok
kebutuhan air pada tanaman.
2. Menjamin
ketersediaan air di musim kemarau.
3. Menurunkan
suhu tanah.
4. Mengurangi
kerusakan tanah.
Pemerintah
sekarang ini mulai menumbuhkan minat petani untuk kemali berlomba-lomba menanam
padi lagi. Salah satu usaha pemerintah saat ini adalah dengan program Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK). Maksud dan Tujuan
dari P4-ISDA-IK adalah menumbuhkan partisipasi masyarakat tani dalam kegiatan
rehabilitasi irigasi kecil sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan prinsip
kemandirian agar terlaksananya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat tani
dalam kegiatan rehabilitasi irigasi kecil dan rehabilitasi terhadap kondisi dan
fungsi prasarana irigasi kecil. Program ini merupakan salah satu bentuk harapan
pemerintah kepada petani agar mau menjalankan misi Negara dengan mau
bersama-sama membangun dan memperbaiki system penyediaan air untuk lahan sawah
mereka.
Dalam program ini sifatnya adalah “dari
petani, untuk petani dan oleh petani” yang berarti bahwa pemerintah memberikan
kewenangan kepada petani untuk berusaha membangun dan mengusahakan agar air
bias sampai dan tersedia di lahan mereka. Hal ini mulai diwujudkan pemerintah
karena kesadaran akan pentingnya ketersediaan air itu sangat penting dan memang
harus diutamakan. Tiga sasaran dari program ini adalah ;
1. Penyediaan air baku.
2. Pengamanan pantai.
3. Perbaikan irigasi kecil.
Inti dari program ini adalah pemerintah
memberikan bantuan berupa dana dan pengawasan langsung kepada desa untuk membangun dan mengerjakan
sendiri proyek pembangunan dan perbaikan irigasinya agar air bisa tersedia
dengan baik di lahan. pembangunan infrastruktur pertanian yang
dilakukan oleh pemerintah biasanya diserahkan kepada pihak ketiga. Namun, dalam
P4 ISDA IK, para petanilah yang diberi kepercayaan untuk menentukan titik-titik
saluran irigasi yang menjadi sasaran pembangunan dan melaksanakan pembangunan
saluran irigasi. Dengan adanya program ini memang dirasa oleh petani sangat
menguntungkan, karena ada banayk manfaat yang ditimbulkan dengan adanya program
ini, diantaranya yaitu :
1. Air
tersedia di lahan.
2. Produksi
jauh meningkat.
3. Terjalinnya
hubungan yang baik antar petani dalam satu kawasan desa.
4. Mengurangi
tingkat kemungkinan korupsi oleh pihak pemerintah.
5. Mengurangi
dana yang seharusnya dikeluarkan pemerintah.
Kelemahan
dari program ini adalah masih memiliki batasan-batasan tertentu yang menjadi
syarat bagi desa yang akan mendapatkan bantuan dana untuk pembuatan dan
perbaikan system irigasi bagi desa mereka. Diantara syarat tersebut tentunya
membuat beberapa desa atau daerah yang sebenarnya sangat membutuhkan bantuan
dana tersebut harus terpaksa rela menghilangkan harapannya akan ketersediaan
air di sawahnya. Pemerintah mensyaratakan bagi dresa yag akan menerima
bantuannya adalah : Desa yang memiliki irigasi kecil yang luasnya kurang dari
1.000 hektare. Namun menanggapai masalah tersebut memang pemerintah sudah
merevisi aturannya yaitu menjadi : cakupan kriteria desa yang bisa mengakses
program tersebut berkembang. Payung hukum program percepatan itu ialah
Keputusan Menteri PU No 328/2013 tentang Pelaksanaan P4 ISDA IK. Aturan itu
juga diperbarui dengan Keputusan Menteri PU 396/2013, yang juga menetapkan
jumlah desa penerima P4 ISDA IK bertambah, dari 4.000 desa menjadi 5.010 desa.
Sejumlah kriteria pun ditetapkan, salah satunya desa yang bersangkutan harus
memiliki irigasi dengan luas di atas 1.000 hektare dan 3.000 hektare pada
saluran irigasi sekunder. Program juga bisa digelar di daerah rawa yang
potensial untuk pengembangan tanaman padi, serta daerah tadah hujan yang ke
depannya bisa dijadikan lahan irigasi.
Dengan
adanya program Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK)
ini diharapkan mampu memperbaiki sistem di indonesia ini. System ini sudah
membawa setidaknya sedikit perbaikan terhadap system irigasi di Indonesia ini.
Yang terpenting adalah melalui program ini maka pikiran ataupun paradigma
tentang pentingnya air dan irigasi di lahan itu sangat penting telah meningkat.
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang system irigasi di
Indonesia ini adalah :
1. Irigasi
memang sangat penting bagi lahan yang kurang ketersediaan airnya.
2. Sistem irigasi di Indonesia ini
pernah diabaikan, selama periode sebelum era orde baru.
3. Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK) adalah solusi atas
jawaban permasalahan kurangnya minat petani menanam padi karena ketersediaan
air sawah.
4. System
irigasi di Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan dengan system irigasi
di Negara-negara maju.
5. Pertanian
di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian pemerintah.
B.
Saran
System irigasi di
Indonesia ini memang sudah mulai diusahakan, namun masih sangat jarang dan
minim sekali aplikasinya baik dari pemerintah maupun petani itu sendiri padahal
Indonesia adalah Negara agraris dengan makanan pokok adalah beras. Situasi dan
fakta seperti itulah yang seharusnya menumbuhkan dan menyadarkan betapa
pentingnya system irigasi yang baik di sawah ataupun lahan pertanian. Kemajuan
dengan program-program untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dari
pemerintahlah yang menjadi harapan terbesar para petani di negeri yang kaya ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ardi. 2013. Hasil
Besar Dari Irgasi Kecil. Koran harian media Indonesia : Jakarta.
Acmadi, M. 2013. Irigasi
di Indonesia. Media press : Yogyakarta.
Eko, Rusdianto. 2013. Perlu Sistem Irigasi yang Layak. Majalah GATRA : Bandung.
Kholid, M. 2009. Krisis
Air sawah Indonesia. Grafindo Media Utama. Yogyakarta.
Racmad, nur. 2009.
Irigasi Dan Tata Guna Lahan. Pt Gramedia : Jakarta.
Teristi, ardi, 2013. Mengatur Air Terus Mengalir. Koran harian media Indonesia : Jakarta.
5 Comment:
Halo, nama saya SALSABILLA ZULFKAR
, memangsa hukuman di tangan kreditor palsu. Saya kehilangan sekitar Rp. 300.000.000 karena saya membutuhkan modal besar Rp. 300.000.000.000. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. Perdagangan saya hancur, dan dalam proses itu saya kehilangan anak dan ibu saya. Saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini. Minggu lalu saya bertemu dengan seorang teman lama yang mengundang saya ke seorang ibu yang baik, Ms. KARINA ROLAND LOAN COMPANY, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp500.000.000.000
Ibu yang baik, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menerima ucapan terima kasih saya, dan semoga Tuhan terus memberkati ibu yang baik KARINA ROLAND dan teman saya. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan saran kepada orang Indonesia lainnya, ada banyak penipu di sana, jadi jika Anda memerlukan pinjaman dan keamanan dan siapa pun yang membutuhkan pinjaman harus cepat, hubungi KARINA ROLAND melalui email karinarolandloancompany@gmail.com
Anda masih dapat menghubungi ibu whatsApp nomor +1 (312) 8721- 592
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (salsabillazulfikar4@gmail.com). untuk informasi lebih lanjut.
IZIN DOWNLOAD
kesaksian nyata dan kabar baik !!!
Nama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan
Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar
Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda
untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.comdan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com
Hari yang baik untuk semua warga negara Indonesia, nama saya Nurul Yudianto, tolong, saya ingin berbagi kesaksian hidup saya yang sebenarnya di sini di platform ini sehingga semua warga negara Indonesia berhati-hati dengan pemberi pinjaman pinjaman di internet
Setelah beberapa waktu berusaha mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan terus ditolak, saya memutuskan untuk mengajukan pinjaman secara online tetapi saya curang dan kehilangan Rp18,7 juta, kepada seorang wanita di saudi arabia dan Nigeria.
Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan teman saya Nyonya Rika Nadia (rikanadia6@gmail.com) yang kemudian memperkenalkan saya kepada Lady Esther, manajer Cabang dari Access Loan Firm, sehingga teman saya meminta saya untuk mendaftar dari LADY ESTHER, jadi saya Menjerit dituangkan dan dihubungi LADY ESTHER. melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Saya mengajukan pinjaman sebesar Rp250 juta dengan suku bunga 2%, sehingga pinjaman disetujui dengan mudah tanpa tekanan dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan jaminan untuk pengalihan pinjaman, saya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari satu setengah jam uang pinjaman telah dimasukkan ke dalam rekening bank saya.
Saya pikir itu adalah lelucon sampai saya menerima panggilan dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah Rp250 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan telah menjawab doa-doa saya dengan buku pinjaman dengan pinjaman asli saya, yang telah memberi saya keinginan hati saya.
Semoga Tuhan memberkati LADY ESTHER untuk mewujudkan kehidupan yang adil bagi saya, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) atas pinjaman Anda
Akhirnya saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena meluangkan waktu untuk membaca kesaksian hidup saya yang sebenarnya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa kepada Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: (nurulyudianto2@gmail.com) Salam
Nama saya Trabelsi Mona. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar berhati-hati karena penipuan ada di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya mengalami kesulitan keuangan dan karena putus asa, saya ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir putus asa sampai seorang teman merekomendasikan saya kepada pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Dr Purva Pius (seorang pria yang takut akan Tuhan) yang bekerja di Lembaga Kredit Pinjaman yang meminjamkan saya pinjaman sebesar Rp537.000.000,00 dalam waktu 72 jam kerja tanpa tekanan apa pun. Saya menjelaskan hal ini kepada perusahaan tersebut melalui surat dan mereka hanya mengatakan kepada saya untuk tidak menangis lagi karena saya akan mendapatkan pinjaman dari perusahaan ini. Selain itu, saya telah membuat keputusan yang tepat dengan menghubungi mereka. Saya mengisi formulir aplikasi pinjaman dan melanjutkan semua yang diminta dari saya. Saya terkejut karena saya diberi pinjaman. Jika Anda membutuhkan pinjaman apa pun, hubungi dia sekarang melalui: loancreditinstitutions00@gmail.com
loancreditinstitutions00@yahoo.com. atau nomor whatsapp: +393512114999. atau whatsapp: +393509313766
Post a Comment