Budidaya Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum)
Posted by Unknown on 8:57 PM with No comments
MAKALAH
TANAMAN PERKEBUNAN, KEHUTANAN DAN INDUSTRI
“Budidaya Tanaman
Tembakau (Nicotiana
tabaccum)”
- TANAMAN
INDUSTRI -
SARDIANTO
05121007125
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya
akan keragaman flora. Iklimnya sangat cocok untuk tumbuh berbagai jenis
tanaman. Salah satu tanaman yang dinilai berprospek cerah adalah komoditas perkebunan industri. Secara umum budi daya perkebunan merupakan kegiatan
usaha tanaman yang hasilnya untuk di ekspor atau bahan baku industri.
Perkebunan telah mampu menunjukan peran dan keuntungannya dalam perekonomian
nasional. Penerimaan ekspor komoditas perkebunan pada tahun 2008 mencapai USD 18,85
miliar, pendapatan cukai rokok sekitar Rp 52 triliun, dan pungutan ekspor CPO
lebih dari Rp13,5 triliun.
Komoditas perkabunan yang berfungsi
sebagai penyedia bahan baku industri dalam negeri
contohnya adalah rokok. Rokok merupakan hasil industri dalam negeri yang
berasal dari tanaman tembakau. Tembakau
merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peranan strategis dalam
perekonomian nasional, yakni merupakan sumber pendapatan negara melalui devisa
negara, cukai, pajak, serta sumber pendapatan petani, dan dapat menciptakan
lapangan kerja. Ditinjau dari aspek komersial, komoditas tersebut merupakan
bahan baku industri dalam negeri sehingga keberadaannya perlu dipertahan kan
dan lebih ditingkatkan.
Di indonesia, tembakau yang baik
(komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Kualitas tambakau
ditentukan oleh lokasi dan pengolahannya. Daerah penghasil tembakau adalah
sumut(deli), sumatra barat (payakumbuh), bengkulu, sumatra selatan(palembang),
jaawa tengah (surakarta, klaten, dieng, kedu, temanggung, parakan, serta
wonosobo), dan jawa timur (bojonegoro dan besuki).
Dari segi penerimaan pemerintah
terhadap cukai rokok, terlihat bahwa setiap tahun terus meningkat. Pada tahun
1999 besarnya cukai rokok RplO,16 trilyun. Demikian pula dalam bidang
perdagangan, pada tahun 1999 devisa dari ekspor rokok dan tembakau mencapai
US$235 juta. Untuk mempertahankan kondisi tersebut di atas diperlukan perhatian
pemerintah khususnya dalam upaya menyeimbangkan suplai dan kebutuhan dengan
memperhatikan faktor teknis dari pembibitan dan perawatan tembakau lebih di
tekankan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu tembakau nasional.
Penanaman dan penggunaan tembakau di
Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup
penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga
bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia
pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak ermasuk golongan
tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok.
Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal
perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar,
amun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan
tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian
lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak
faktor yang harus diperhatikan selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara
panen. Maka dari itu penting mengetahui bagaimana sistem budidaya tanaman
tembakau.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang dibahas
dalam makalah ini adalah mengenai bagaimana sistem budidaya tanaman tembakau.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
tentang sistem budidaya tanaman tembakau.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Sistematika Tanaman Tembakau
Menurut Matnawi
(2012) tanaman tembakau dapat di klasifikasikan sebagai
berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisia
:
Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Ordo
: Personatae
Famili
: Solanaceae
Genus
: Nicotiana
Spesies : Nicotiana
tabaccum L.
2.2. Biologi Tanaman Tembakau
Tanaman tembakau berwarna
hijau berbulu halus, batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya
berbatang tegak dengan ketinggian rata–rata mencapai 250 cm, akan tetapi
kadang–kadang dapat mencapai tinggi sampai 4 m apabila syarat–syarat tumbuh
baik. Umur tanaman ini rata–rata kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya
memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet
panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada
batang tegak (Abdullah, 1982).
Tanaman tembakau memiliki akar
tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur sepanjang 0,75 m.
Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan serabut. Akar tanaman tembakau
kurang tahan terhadap air yang berlebihan karna dapat menggannggu akar bahkan
tanaman dapat mati (Matnawi, 1997).
Daun tembakau berbentuk lonjong atau
bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya
berbulat runcing, sedangkan berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun
memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin.
Ketebalan daun yang berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh
berselang-seling mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang
terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 2011).
Bunga tanaman tembakau merupakan
bunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing-masing tandan
berisi samapi 15 bunga. Bunga berbentuk terompet yang panjang. Warna bunga
merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan yang lain berwarna
putih. Bunga tembakau akan mekar secara berurutan dari yang paling tua ke
paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan sendiri walaupun
tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang. Bunga ini berfungsi
sebagai alat penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji perkembangbiakan (
Maulidiana, 2008). Bentuk buah tembakau seperti telur ayam dengan panjang
1,5-2 cm.warna buah berwarna hijau dan menjadi coklat saat sudah masak.
Tingkat kemasakan buah tidak serempak.
2.3.
Syarat Tumbuh Tanaman Tembakau
Tanaman tembakau tumbuh
baik pada ketinggian antara 200-3.000 m diatas permukaan laut dan membutuhkan
curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun dengan suhu udara antara 21-32 derajat C. Batas suhu
minimum, yaitu 15o C dan suhu maksimum 420 C. Suhu ideal
pada siang hari adalah 270 C. Curah hujan juga sangat berpengaruh
terhadap penentu kualitas dan kuantitas hasil tembakau. Keasaman tanah yang baik untuk tanaman ini
adalah pH antara 5-6. Tanaman tembakau akan tumbuh subur pada tanah gembur, remah, mudah mengikat
air, memiliki tata air dan udara yang baik. Tanaman
tembakau merupakan tanaman tropis yang dapat hidup pada rentang iklim yang luas. Tekstur tanah lapisan atas yang baik untuk
tanaman tembakau adalah lempung berpasir. Tekstur ini mempunyai porsi udara dan
air yang optimum bagi pertumbuhan akar tanaman. Karena responnya netral
terhadap panjang hari, tanaman tembakau dapat tumbuh dari 600 LU-400
LS.
2.4. Varietas Anjuran
Berikut beberapa jenis tembakau yang dianjurkan untuk
dibudidayakan.
Jenis Tembakau
|
Varietas Yang
Dianjurkan
|
A.
Tembakau Cerutu
|
-tembakau
deli adalah D-4, KF-7, F1-45
|
-tembakau
virstenlanden (untuk cerutu) adalah timor vorstenlanden (TV) x gayamprit (G)
|
|
-tembakau
besuki (tembakau pembalut dan pengisi cerutu) adalah H 392, H328, H 887, H362
B
|
|
B.
Tembakau Pipa
|
Tembakau
lumajang
|
C.
Tembakau Sigaret
|
-Tembakau
virginia (tembakau sigaret) adalah delixie bright (DB) 101, coker 319, coker
48, coker 86, coker 176, north carolina 95
|
-tembakau
oriental (turki) adalah samsun, smyrna, macedonia oriental dan xanthi
|
|
-tembakau
barley adalah KY 17, barley 21, dan tn 87
|
|
d.Tembakau
Asli/Rajangan
|
Terdiri
atas banyak varietas sesuai dengan daerah pengembangannya.
|
BAB 3
PEMBAHASAN
Tembakau adalah komoditi yang cukup
banyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal para
petani tembakau antara lain berusaha membantu meningkatkan produksi secara
kuantitas, kualitas dan kelestarian tanaman tembakau. Tanaman tembakau, dengan
curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat
C, pH antara 5-6. Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air
dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase pada pertanaman
tembakau.
Kegiatan teknik budidaya tembakau
meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai berikut.
·
Pembibitan, yaitu kegiatan untuk
menyiapkan bahan pertanaman.
·
Pengolahan tanah merupakan kegiatan
untuk menyiapkan media tumbuh tanaman tembakau.
·
Penanaman yang meliputi pengaturan
jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman.
·
Pemeliharaan tanaman yang meliputi
penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan penggemburan), pengendalian hama
dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan.
·
Panen dan penanganan pasca panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
Ada bebarapa tahap yang harus di
lakukan sebelum melakukan usaha budidaya tanaman tembakau, yaitu perencanaan
areal pembibitan dan penanaman tembakau. Dalam tahapan ini dilakukan pengamatan
terhadap tempat yang akan digunakan untuk usaha budidaya tanaman tembakau,
mencakup kesesuaian topografi, jenis tanah, kondisi iklim dan cuaca yang sesuai
dengan musim, perencanaan sarana dan prasaran yang mendukung usaha penanaman
tembakau dan beberapa tempat yang sesauai dengan karkteristik dari tanaman
tembakau.
3.1. Pembibitan
Benih tembakau berukuran sangat
kecil sehingga bedangan harus dibuat secermat mungkin. Lahan dicangkul 2-3 kali
agar tanah cukup gembur dan cukup terkena sinar matahari dan angin. Kemudian
dibuat bedengan setinggi 20-30 cm dan membujur ke utara-selatan. Panjang
bedengan 5 m dan lebar 1 m. Bedengan diberi atap yang terbuat dari jerami,
alang-alang, daun kelapa atau plastik yang dapat dibuka dn ditutup. Benih
ditabur sekitar 2g/10m2 bedengan. Penaburan benih dapat secara
kering dicampur dengan pasir atau abu dapur. Kemudian bedengan ditutup dengan
pasir tidak lebih dari 2 mm.
Penyiraman merupakan satu hal
penting untuk perawatan pesemaian. Penyiraman dapat dilakukan secara teratur pagi
dan sore sejak benih ditabur. Setelah bibit berumur 2-3 minggu, atap perlu
dibuka pada pagi hari dan ditutup pada siang hari. Dan pada saat lebar daun
sudah 5 cm maka atap dibuka sepanjang hari. Bibit dapat dipidah setelah umur
35-50 hari.
3.2. Persiapan
lahan
Pengolahan lahan dimulai dengan cara
pembabatan jerami di sawah atau pemabatan tunggul-tunggul pohon tegalan.
Pengolahan tanah dapat menggunakan bajak atau cangkul saat tanah masih
mengandung cukup banyak air. Setelah dibajak tanah langsung digulud dan siap
ditanami.
3.3. Penanaman
Penanaman tembakau ditentukan oleh
waktu panen. Misalnya, masa panen tembakau terjadi pada pertengahan bilan
agustus hingga pertengahan bulan september, penanaman dilakukan peda bulan
juni. Namun, untuk tembakau gunung yang tergantung hujan , saat penanaman
sebaiknya di ajukan pada bulan mei. Tanaman dapat menghasilkan tembakau mutu
tinggi jika paling dikit 1 bulan menjelang panen tidak terkena hujan dan cuaca
cerah sampai saat panen.
3.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mutlak
dilakukan dalam setiap praktik budidaya karena dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas hasil panen.
3.4.1. Penyiraman
Pemberian air pada tanaman
tembakau dilakukan secara individual. Penyiraman dapat dilakukan sebanyak 39
kali selama pertumbuhan. Kebutuhan air untuk tembakau sawah dengan tegalan
berbeda, yaitu masing-masing memerlukan 0,5 l dan 2 l air per tanaman tiap penyiraman.
Intensitas penyiraman setara dengan 194 mm dan 52 mm air untuk masing-masing
tembakau tegalan dan sawah.
3.4.2. Pendagiran, Pembumbunan, Dan Penyiangan
Tembakau gunung dan tegal ditanam
lansung di atas guludan. Tanaman didangir setelah umur tiga minggu. Sambil
didangir dan dibumbun, dilakukan penyiangan gulma. Tindakan tersebut diullang
lagi saat tanaman berumur lima minggu dan terakhir pada saat umur tujuh minggu.
3.4.3. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman tembakau
disesuaikan dengan kandungan unsur hara yag ada pada tanah dan kebutuhan
tanaman. Pemberian pupuk N dilakukan 2 kali, yaitu setengah dosis pada umur
satu minggu dans setengah dosis lainnya diberikan pada umur tiga minggu .
pemberian pupuk dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang yang dibuat dengan
tugal.
3.4.4. Pemangkasan
Saat mulai keluar bunga, tanaman
perlu dilakukan pemangkasan. pemangkasan dilakukan dengan memangkas 3 daun di
bawah daun bendera sehingga akan dihasilkan 11-13 daun produksi. Pemangkasan
dilakukan untuk mengalihkan pertumbuhan bunga dan buah ke arah pertumbuhan
daun-daun atas dapat tumbuh tebal dan besar.
3.4.5. Penunasan
Tembakau yang
sudah di pangkas akan tumbuh tunas lateral. Dengan adanya tunas tersebut,
energi pertumbuhan akar terkuras. Untuk mengefektifkan pertumbuhan maka tunas
lateral harus dibuang. Penunasan dilakukan setiap tiga minggu sekali.
3.4.6. Pengendalian Hama dan
penyakit
3.4.6.1. Hama
Hama yang sering ditemukan di areal
pertanaman tembakau antara lain:
·
Ulat Pupus Tembakau
Hama ulat pupus termasuk lepidoptera
(noctuidae). Gejala yang ditimbulkan berupa lubang-lubang pada daun
tembakau karena ulat memakan pupus dan daun di atas.
·
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ulat ini menyerang pembibitan dan
penanaman tanaman tembakau. Ulat memakan daun pada malam hari.
Serangannya menggerombol dan menyebabkan lubang-lubang pada daun. Kerusakan
padapembibitan hingga 80-100%.
·
Kutu Tembakau (Myzus persicae (sulzer))
Kutu tembakau termasuk homoptera
(aphididae). Hama ini menyerang di pembibitan dan pertanaman. Kutu ini
menyerang tembakau dengan cara mengisap cairan daun sehingga pertumbuhan
tanaman terhambat. Kutu menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi
lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Tingkat kerusakan menimbulkan
kerugian hingga 22-28%.
3.4.6.2. Penyakit
Penyakit yang sering
ditemukan di areal pertanaman tembakau antara lain:
·
Penyakit Rebah
Semai
Penyakit ini
sering dijumpai pada persemaian di lahan sawah. penyebabnya adalah pythium
spp., sclerotium sp., dan rhizoctonia sp., pangkal bibit yang terserang
berlekuk, seperti terjepit, busuk, berwarna cokelat hingga akhirnya bibit
roboh. Serangan pada bibit yang lebih tua atau yang baru dipindah
menyebabkan pertumbuhan terhambat , daun menguning, layu, pangkal batang berlekuk,
busuk, berwarna coklat, dan akhirnya mati.
·
Penyakit Mosaik
Tembakau
Penyakit
ini disebabkan oleh virus TMV (tobacco mozaic virus) . Daun-daun muda
yang terseerang menunjukan gejala vein clearing. Yaitu penjernihan warna
tulang daun. Bentuknya sering melengkung. Jika daun-daun bertambah umurnya,
muncul bercak-bercak kuning dan akhirnya menjadi bercak-bercak klortik yang
tidak teratur sehingga daun tampak belang.
3.5. Panen
Tembakau dipanen dalam waktu relatif
singkat dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya. Pemanenan tergantung
warna daun, waktu pemanenan, dan teknik pemanenan. Secara umum tembakau dipanen
satu kali untuk seluruh daun.
Daun tembakau dipetik jika telah
cukup masak. Ciri daun yang cukup masak ditandai dengan
perubahan warna hijau kekuningan dan ujung daun melengkung dan sedikit
mengering pada ujung. Jika daun kurang atau kelewat masak akan mempengaruhi
mutu dari tembakau. Oleh karena itu , panen dilakukan bertahap sesuai dengan
tingkat kemasakan daun.
Pemetikan dilakukan pada pagi hari
setelah embun menguap atau sore hari. Hasil pemetikan harus langsung dibawa ke
tempat teduh atau di gedung penglahan dengan hati-hati untuk meminimalisasi
kerusakan yang mengakibatkan kerusakan secara mekanis, fisik maupun fisiologi.
3.6. Pascapanen
Setelah dilakukan sortasi awal
berdasarkan kualitasnya, proses selanjutnya adalah pengeringan (curing).
Berdasarkan tujuan dan jenis pengeringannya, ada empat cara pengeringan yaitu air
curing, sun curing, flue curing, fire/smoke curing.
Tembakau yang dikeringkan dengan
cara air curing umumnya jenis tembakau cerutu yang dikerjakan oleh rakyat.
Pengeringan dengan cara sun curing biasanya dilakukan pada tembakau jenis turki
atau tembakau pipa lumajang. Sistem pengeringan flue curing biasanya digunakan
pada tembakau virginia. Dan cara pengeringan dengan cara fire/smoke curing
biasanya dilakukan apabila kondisi cuaca tidak mendukung untuk melakukan
pengeringan dengan cara sun curing.
Dalam tahapan-tahapan tersebut
diatas sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan usaha
budidaya pembibitan dan penanaman tembakau agar pelaksanaannya berjalan sesuai
dengan perencaan yang diinginkan. Apabila tahapan-tahapan tersebut diatas tidak
terpenuhi salah satu atau sebagian dari tahapan budidaya tembakau maka akan
mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam budidaya tembakau yang masih awal.
Inti dari
sistem budidaya tanaman tembakau sama dengan sistem budidaya untuk tanaman
perkebunan lainnya yaitu terdiri dari pembibitan, penyiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan, panen dan pasca panen. Hanya saja pada budidaya tanaman tembakau
ini yang harus diperhatikan adalah saat pemangkasan. Hal tersebut menjadi
penting karena pemangkasan nantinya akan sangat mempengaruhi produktivitas daun
tembakau.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Tanaman karet
merupakan tanaman perkebunan sebagai bahan baku industri untuk produk Rokok yang
memiliki nilai ekonomis sangat menjanjikan.
2.
Sistem budidaya tanaman tembakau
sama dengan sistem budidaya untuk tanaman perkebunan lainnya yaitu terdiri dari
pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
3.
Hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam budidaya tanaman tembakau adalah proses pemangkasan.
4.2. Saran
Tanaman
tembakau akan berproduksi tinggi apabila dikelola dengan baik dan benar. Untuk
itu disarankan agar para mahasiswa umumnya dan para petani dan pelaku
perkebunan tembakau khususnya dapat memahami bagaimana sistem pengelolaan perkebunan
tembakau yang baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
Ahmad dan Soedarmanto. 2009. Budidaya
Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta
Cahyono, B. 2011. Botani Tanaman
Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ). Kanisius. Yogyakarta.
Firmansyah,
H. 2010. Teknik Budidaya Tanaman Tembakau http://binaukm.com/2010/05/teknik-budidaya-tanaman-tembakau/. Diakses
pada tanggal 06 Februari 2015.
Hanum, C.
2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Maudidiana,
N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya
Tembakau Delli. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Matnawi, M. 2012. Sistematika
Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ). Universitas sumatra utara.
Nasution, H.
2009. Pengendalian Penyakit Rebah Semai
Pada Persemaian Tanaman TEmbakau Deli (Nicotiana Tabaccum L.) Dengan Memanfaatkan
Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia Azedarach Lin.). Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas sumatra utara.
Riajaya.
Prima. 2010. Upaya Adaptif pada Tanaman
Tembakau dan Serat Menghadapi Musim Kemarau Basah 2010. http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=134:upaya-adaptif&catid=4:info-aktual di akses
tanggal 06 Februari 2015.
Suwarto dan
Y. Octavianty. 2010. Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Penerbit
Swadaya, Jakarta.
Warintek, 2007. Tembakau Bantul. http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk/tembakau%20bantul.pdf>. Diakses
pada tanggal 06 Februari 2015.
Wikipedia.
2010. Tembaku. http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau. Diakses
Pada Tanggal 06 Februari 2015.
0 Comment:
Post a Comment