Pemanfaatan Serangga Entomofaga di Ekosistem Tanaman Pangan dan Hortikultura
Posted by Unknown on 2:16 AM with No comments
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Musuh alami adalah organisme hidup yang memangsa
atau menumpang dalam atau pada hama dan dianggap sebagai musuh dari hama yang
terdapat di alam. Musuh alami dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu predator,
parasitoid, dan patogen. Predator atau
pemangsa adalah binatang yang memangsa hama,
contohnya dari golongan mamalia, reptilian, Aves, Mollusca, dan Insekta.
Keberadaaan
serangga predator pemangsa di suatu ekosistem dapat mengendalikan populasi
serangga lain.
Salah satu hama yang
menyerang tanaman sayuran adalah kutu daun Aphis
gossypii. Adanya serangga predator dalam memangsa hama kutu daun Aphis gossypii di suatu agroekosistem
sebaiknya harus di pertahankan karena serangga predator merupakan salah satu
agens pengendali hayati yang hadirnya dapat menekan populasi Aphis gossypii. Dalam mempertahankan
kehadiran serangga predator di suatu ekosistem dibutuhkan informasi mengenai
spesies serangga predator yang memangsa Aphis
gossypii. Informasi ini diharapkan dapat berguna untuk mengenal dan
mempelajari karakteristik dan ciri-ciri seragga tersebut sehingga setalah
mengetahui informasi tersebut, maka akan memudahkan dalam mengupayakan agar
keberadaan serangga predator ini tetap terjaga di agroekosistem pertanaman
hortikultura dan tanaman pangan.
Salah satu serangga predator Aphis gossypii adalah Kumbang koksi. Kumbang
koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Pada umumnya kumbang koksi mudah dikenali
karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni
serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Seekor koksi diketahui bisa
menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya. Untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai kemampuan koksi dalam memangsa kutu daun maka perlu dilakukan
pengujian dan pengamatan tertentu.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui serangga entomofaga dan inang atau makanannya di
ekosistem tanaman pangan dan hortikultura.
II.
METODOLOGI
2.1. Tempat dan Waktu
Pelaksanan
praktikum ini dilakukan di Laboratorium Insektarium, Fakultas Pertanian 9 Maret
2015 pukul 10.00 – 11.30 WIB.
2.2. Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) kamera, 2) cawan petri dan 3)
alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) 30 Aphis gossypii, 2) 10 Kutu Putih dan 3)
2 kumbang Koksi (yang di puasakan 24 jam).
2.3. Cara Kerja
Adapun tahapan-tahapan
yang harus dilakukan pada praktikum ini sebagai berikut:
1.
masukan 30 Aphis gossypii dan 10 kutu putih ke dalam cawan petri,
2.
masukan 1 koksi predator ke dalam cawan
petri tersebut,
3.
hitung berapa kutu daun dan kutu putih
yang dimakan oleh kumbang koksi tiap 5 menit sekali selama 30 menit.
3.1. Hasil
Adapun hasil yang
didapat setelah dilakukan pengamatan adalah sebagai berikut:
Waktu (menit)
|
∑ Kutu Daun
yang Mati
|
5
|
19
|
10
|
2
|
15
|
5
|
20
|
12
|
25
|
12
|
30
|
16
|
3.2. Pembahasan
Kutu daun merupakan jenis serangga kecil
pemakan getah tanaman. Kutu
daun hidup secara berkelompok (koloni), berwarna hitam, coklat atau hijau. Kutu daun
berukuran kecil dan panjangnya antara 1 mili meter sampai 2 mili meter. Kutu
daun merupakan salah satu hama yang paling merusak pada tanaman.
Kerusakan yang mereka buat terhadap tanaman membuat
mereka menjadi musuh bagi para petani.
Kumbang
koksi adalah
salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka
mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang
berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Serangga ini dikenal
sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa
serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun
demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.
Dari praktikum dapat diketahui
bagaimana kemampuan dari koksi dalam memangsa kutu daun. Dalam waktu 30 menit
yang dihitung tiap 5 menitnya dpat diketahui bagaimana fluktuasi mortalitas
dari kutu daun. Pada 5 menit pertama koksi telah mampu memakan kutu daun
sebanyak 19 kutu daun. Namun terjadi penurunan tingkat mortalitas kutu daun
pada 10 menit, yaitu hanya 2 kutu daun. Di menit ke-20 dan 25 tingkat
mortalitas dari kutu daun menunjukan jumlah yang sama yaitu 12 kutu daun. Dalam
waktu 30 menit jumlah mortalitas kutu daun mencapai 66 kutu daun.
Mayoritas dari koksi adalah karnivora yang
memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal
kutu daun (afid). Larva dan koksi dewasa dari
spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Koksi makan dengan cara
menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah
(mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh
mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu
menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor koksi
diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Aphis
gossypii adalah salah satu jenis hama daun pada tanaman
pangan dan hortikultura,
2.
kumbang koksi adalah salah satu musuh
alami (predator) dari Aphis gossypii,
3.
dalam waktu 30 menit kumbang koksi mampu memangsa kutu
daun sebanyak 66 kutu daun.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat
diberikan pada praktikum ini adalah agar pada praktikum selanjutnya jenis
predator yang dijadikan bahan praktikum ditambah lagi. Hal tersebut bertujuan
untuk mendapatkan nilai pembanding untuk tiap predator yang digunakan serta
dapat menentukan jenis predator yang paling efektif jika digunakan.
0 Comment:
Post a Comment