Biologi dan Taksonomi Serangga

Posted by Unknown on 7:29 AM with 2 comments
Sardianto*
*Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
Jl Raya Palembang-Prabumulih, KM 32, Indralaya (OI) 30662, Indonesia
Sardianto@student.unsi.ac.id
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
                Serangga adalah kelompok terbesar dari arthopoda dan merupakan hewan terbanyak di Bumi. Lebih dari satu juta spesies serangga telah ditemukan. Serangga dewasa umumnya memiliki tiga bagian tubuh: kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Kepalanya memiliki antena atau organ perasa, mata yang besar, dan bagian mulut; di dada terdapat sayap (biasanya empat) dan enam kaki; dalam perut terdapat alat pencernaan dan alat reproduksi. Serangga tinggal di semua habitat darat dan air tawar, dari daerah kutub dan gunung es beku sampai padang rumput, gurun pasir, sungai dan danau yang dalam. Namun, tidak ada serangga yang hidup di laut.
            Hampir semua serangga menetas dari telur induk betinanya. Hanya sedikit induk serangga, seperti cocopet, yang peduli terhadap telur atau anaknya. Beberapa serangga seperti belalang dan capung, bentuk mudanya nimfa mirip dengan induknya meskipun lebih kecil dan tanpa sayap. Nimfa perlahan-lahan berkembang menjadi dewasa dengan berganti kulit (melepaskan kulit bagian luar yang keras) secara teratur. Karena tubuhnya hanya mengalami sedikit perubahan, hewan ini mengalami metamorphosis tidak sempurna. Serangga lain, seperti kupu-kupu, ngengat, kumbang, lebah, tabuhan dan semut mengalami perbahan bentuk tubuh yang lebih besar dan mengalami metamorphosis yang sempurna. 
serangga juga memiliki keragaman paling tinggi di dunia. Variasi jenis dan kemelimpahan tergantung beberapa faktor seperti iklim, ketinggian, dan 2 habitat. Kemelimpahan dan diversitas serangga merupakan suatu indikator kesehatan pada berbagai tipe habitat.
Taksonomi serangga merupakan cabang biologi yang menelaah penamaan, perincian, dan pengelompokan serangga berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya. Beberapa serangga yang sering ditemui merupakan serangga yang penting bagi tanaman. Serangga yang penting mempunyai berbagai peran, ada yang berperan sebagai serangga menguntungkan, seperti predator dan parasitoid dan ada pula yang merugikan berupa hama tanaman.
Menurut Herlinda dan Irsan (2011) banyak serangga yang bersifat entomofaga, yang mengartikan serangga mempunyai sifat seagai pemakan serangga lain. Contoh entomofaga adalah predator dan parasitoid.
Predator adalah organisme yang memakan organisme lain sehingga menyebabkan kematian. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-laba dan capung merupakan contoh predator. Parasitoid adalah organisme yang memarasit tubuh organisme lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan. 
1.1. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan praktikum  ini adalah untuk:
1. menjelaskan batasan taksonomi
2. mengidentifikasi beberapa serangga
3. menguraikan biologi parasitoid dan predator
II. METODELOGI

2.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat dilaksanakan pada hari Senin, 2 Februari  2015 dari pukul 10.00 sampai 11.40 WIB.
            Tempat pelaksanaan praktikum dilakukan di Laboratorium Insecta Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

2.2. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah ATK, buku/ pustaka identifikasi, dan kamera.
            Bahan yang digunakan adalah beberapa jenis serangga dalam bentuk insectarium yang akan dikategorikan sebgai jenis serangga predator ataupun parasitoid.

2.3. Cara Kerja
            Cara kerja yang harus dilakukan pada praktikum ini adalah:
1. bahan dan alat yang dibutuhkan disiapakan
2. insectarium difoto dengan menggunakan kamera
3. serangga yang telah difoto diidentifikasi berdasarakan cirri-ciri dan karakteristik serangga
4. serangga yang diidentifikasi dikelompokan apakah termasuk serangga predator atau parasitoid
5. hasil identifikasi dicatat dan dibuat laporan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
   Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
                                                  
Kumbang tanah (hama)                                               Belalang kembara (predator)
Ordo    : Coleoptera                                                    Ordo    : Orthoptera
Family : Bruchidae                                                     Family : Acrididae
Genus  : Terebroides                                                  Genus  : Lotusca
Spesies : Terebroides mauritanicus                             Spesies : Lotusca migratoria
                                                  
Capung merah (predator)                                            Kumbang tanduk (hama)
Ordo    : Odonata                                                       Ordo    : Coleoptera
Family : Libellulidae                                                  Family : Scarabaeidae
Genus  : Neurothemis                                                 Genus  : Chalcosoma
Spesies : Neurothemis ramburii                                  Spesies : Chalcosoma atlas
                                                  
Belalang sembah (predator)                                        Capung besar (predator)
Ordo    : Orthoptera                                                    Ordo    : Odonata
Family : Mantidae                                                      Family : Libellulidae
Genus  : Mantis                                                          Genus  : Diplacodes
Spesies : Mantis religiosa                                            Spesies :  Diplacodes trivialis
                                             
Kumbang bombardir (hama)                                       Kumbang koksi (predator)
Ordo    : Coleoptera                                                    Ordo    : Coleoptera
Family : Carabidae                                                     Family : Coccinellidae          
Genus  : Pheropsophus                                               Genus  : Oecophylla
Spesies : Pheropsophus verticalis                               Spesies : O. smaragdina
                                             
Semut rangrang (predator)                                          Lebah (parasitoid)
Ordo    : Hymenoptera                                               Ordo    : Hymenoptera
Family : Formicidae                                                   Family : Bombidae
Genus  : Oechophylla                                                 Genus  : Apis
Spesies : Oechophylla smaragdina                             Spesies : Apis florae
                                             
Capung undur-undur (predator)                                 kumbang moncong (hama)
Ordo    : Neuroptera                                                   Ordo    : Coleoptera
Family : Myrmeleontidae                                           Family : Curculionidae
Genus  : Myrmeleon                                                   Genus  : Sitophilus
Spesies : Myrmeleon formicarius                                Spesies : Sitophilus oryzae

                                             
Kupu-kupu raja (penyerbuk)                                       Tawon (parasitoid)
Ordo    : Lepidoptera                                                  Ordo    : Hymenoptera          
Family : Papilionidae                                                 Family : Vespidae
Genus  : Troides                                                         Genus  : Vespa
Spesies : Troides riedeli                                              Spesies : Vespa mandarinia


3.2. Pembahasan
            Observasi dan identifikasi yang dilakukan mengelompokkan serangga ke dalam jenis predator ataupun parasitoid. Yang tergolong ke dalam jenis predator adalah belalang kembara, jenis capung, belalang sembah, dan semut rangrang. Yang tergolong parasitoid adalah tawon. Kumbang tanduk, kumbang moncong dan kumbang bombardir termasuk ke dalam jenis hama. Sedangkan kupu-kupu raja termasuk jenis penyerbuk.
3.2.1. Predator
Predator  adalah organisme yang hidup bebas sepanjang hidupnya, membunuh mangsa, biasanya lebih besar dari mangsanya, dan memerlukan lebih dari satu mangsa untuk menyelesaikan perkembangannya. Mantidae, laba-laba dan banyak spesies Ladybird Beetle merupakan contoh predator.Predator juga dapat dikatakan sebagai nusuh alami hama. Musih-musuh alami banyak sekali jenisnya di alam, seperti kumbang tanah, capung, undur-undur, kelabang, belalang sembah, tungau, kepik, laba-laba, kalajengking, burung dan lain-lain (Adi, 2015).
Perbedaan mendasar antara predator dan parasitoid adalah sebagai berikut:
1. Predator memakan atau menghisap mangsanya dengan cepat setelah dibunuh terlebih dahulu. Parasitoid menyedot energi dan memakan selagi inangnya masih hidup.
2. Predator (nimfa dan imago) dapat memangsa semua tingkat perkembangan mangsanya (telur, larva/nimpa, pupa, imago). Parasitoid pada tingkat perkembangan tertentu (larva) mungkin hanya memarasit telur, larva/nimpa, pupa, atau imago inangnya.
3. Kebanyakan predator bersifat karnifor baik stadium pradewasa maupun stadium imago dan memakan jenis mangsa yang sama atau beberapa jenis mangsa. Parasitoid hanya memarasit ketika ia masih belum dewasa dan berkembang di dalam atau pada satu inang yang binasa perlahan-lahan sampai parasitoid berkembang dengan sempurna. Imago parasitoid biasanya hidup bebas, makan dengan cara menghisap madu, kadang-kadang cairan tubuh inangnya.
4. Seekor predator memerlukan dan memakan banyak mangsa selama hidupnya. Seekor parasitoid memerlukan hanya satu ekor inang selama hidupnya, tetapi pada akhirnya mampu mematikan sejumlah besar inang. Seeekor imago parasitoid memasukkan sebuah telur ke dalam tubuh inang yang kemudian berkembang menjadi kepompong dan keluar sebagai imago. Imago inilah yang akan meletakkan telur pada banyak inang berikutnya hingga pada akhirnya mematikan sejumlah banyak inang.
            Karakteristik predator adalah suatu predator pradewasa makan sejumlah mangsa selama proses pertumbuhan dan perkembangannya hingga mencapai dewasa, kecuali stadia telur atau kepompong, semua stadia hidup predator hidup bebas, telur predator biasanya diletakkan di dekat koloni mangsanya, begitu menetas dari telur, nimfe atau larva predator aktif mencari, menangkap dan membunuh serta memakan mangsanya, banyak predator karnivorus baik nimfe atau larva maupun stadia dewasanya, kecuali beberapa yang tidak misalnya lalat sirfid.
            Menurut Rahardjo (2006) erdasarkan mekanisme memakan, predator dibagi menjadi  dua jenis, yaitu: 1. predator yang mempunyai alat mulut penggigit pengunyah, memakan dan menelan mangsanya. Contoh: kumbang kubah, kumbang karab, belalang sembah, 2. predator yang mempunyai alat pencucuk penghisap, menusukkan stiletnya kedalam tubuh mangsa kemudian darahnya dihisap hingga habis. Predator ini sering mempunyai racun yang kuat dan ensim pencernakan yang menyebabkan mangsanya lumpuh. Contoh: kepik pentatomid, larva lalat jala dan larva sirfid. Sedangkan berdasarkan kisaran inang dibagi menjaadi mnofagus, oligofagus dan polifagus. Monofagus adalah suatu jenis predator yang sangat membatasi kisaran inangnya. Kadang-kadang terbatas pada satu jenis inang saja. Contoh: kumbang Vedalia. Oligofagus adalah suatu jenis predator yang agak membatasi kisaran inangnya. Terbatas pada beberapa jenis inang. Contoh: kumbang kubah pemakan afid dan sirfid. Polifagus adalah suatu jenis predator yang kisaran inangnya lebar. Kadang-kadang terbatas pada satu jenis inang saja. Contoh: Lalat jala hijau dan belalang sembah.
Semua ordo serangga termasuk predator keculai Protura, Embioptera, Zoraptera, Isoptera, Mallophaga, Anoplura, Homoptera dan Siphonaptera. Penelitian tentang efektivitas laba-laba sebagai predator masih terbatas. Tetapi, banyak studi menunjukkan bahwa laba-laba tidak beradaptasi terhadap fluktuasi populasi suatu spesies hama. Laba-laba dinilai sebagai suatu stabilisator komunitas invertebrata oleh karena laba-laba pindah memangsa dari satu jenis mangsa ke jenis mangsa yang lain ketika jenis mangsa lain tersebut banyak.
           Perhatian paling banyak dicurahkan terhadap tungau fitoseiid sebagai predator tungau tetranisid. Oleh karena ukurannya yang relatif kecil, tungau predator dapat hidup pada populasi mangsa yang sangat rendah. Contoh tungau predator fitosiid adalah Phytoseiulus persimilis dan Amblyseius fallacis.
Stadia hidup serangga predator meliputi: telur, nimfa/larva dan imago. Telur; diletakkan oleh induknya secara berkelompok atau tunggal . Nimfa atau larva; bagian-bagian tubuh dimodifikasi jika dibanding dengan serangga fitofagus. Posisi mulut menjadi horisontal, kaki depan menjadi raptorial untuk memudahkan menangkap mangsa. Usus lebih panjang dan glandula saliva menghasilkan sekresi alkalin untuk melumpuhkan mangsa pada saat memangsanya. Dalam beberapa kasus alat mulut nimfe atau larva predator ini berkembang menjadi alat yang efektif untuk menghisap darah mangsanya. Imago; kadang mempunyai jenis mangsa yang sama dengan stadia pradewasa, tetapi juga lain misalnya polen.
Berdasarkan hubungan predator dengan mangsa ada beberapa kategori; daya cari;  predator merespon tanda-tanda pengenal (cues) lingkungan untuk menuju ke mangsanya. Seleksi habitat -> penemuan mangsa -> penerimaan mangsa -> kesesuaian atau kecocokan mangsa. Kebanyakan predator imago memerlukan sejumlah minimum mangsa untuk menghasilkan telur dan meletakkan telurnya. Sejumlah minimum mangsa harus dimakan oleh stadia pradewasa predator untuk memenuhi kebutuhan energi dalam mempertahankan hidup, mencari mangsa, tumbuh dan berkembang. Banyaknya mangsa yang diperlukan suatu predator tergantung pada: ukuran tubuh predator, lamanya mencari mangsa dan aktivitas lain, ukuran tubuh mangsa dan kualitas nutrisinya. Mudah tidaknya mangsa ditemukan oleh predator tergantung pada: efisiensi mencari oleh predator, tingkat populasi mangsa, distribusi spasial mangsa, kesulitan atau hambatan yang dialami predator di dalam habitat mangsa
Berdasarkan tempat bertelur dan stadia predator. Telur diletakkan di dekat mangsa: (1). hanya stadia pradewasa saja yang predator, contoh: Diptera (Syrphidae dan Cecidomyiidae), Hymenoptera (Sphecidae), (2) stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yang sama, contoh: Neuroptera (Chrysopidae, Hemerobiidae, Coniopterygidae), Thysanoptera, Coleoptera (Coccinellidae pemangsa afid, Coccidulinae pemangsa koksid, Chilocorinae, Sticholotinae, Scymninae), dan (3) stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yang berbeda, contoh: Diptera (Anthomyiidae). Telur hanya diletakkan di lingkungan umum mangsanya: (1). hanya stadia pradewasa saja yang predator, contoh: Diptera (Culicidae, Tipulidae, Chironomidae, Tabanidae dan Bombyliidae; biasanya akuatik seperti Plecoptera, Trichoptera, beberapa Neuroptera (Corydalidae), (2). stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yang berbeda, contoh: Odonata, Diptera (Asilidae, Dolichopolidae). Telur diletakkan bebas tidak tergantung posisi mangsanya: (1). hanya stadia pradewasa saja yang predator, contoh: Meloidae, (2). stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yang sama, contoh: Orthoptera, Thysanura, beberapa Hemiptera, (3). stadia pradewasa dan imago sebagai predator dengan tipe mangsa yang berbeda, contoh: Mantispidae, Raphidoidea, (4). hanya stadia imago saja yang predator, contoh: Mecoptera, Diptera dan Hymenoptera (host feeding).

3.2.2. Parasitoid
Parasitoid ialah organisme yang menghabiskan sebagian besar riwayat hidupnya dengan bergantung pada atas di organisme inang tunggal yang akhirnya membunuh (dan sering mengambil makanan) dalam proses itu. Kemudian parasitoid mirip dengan parasit khusus kecuali dalam nasib inang tertentu. Dalam hubungan parasit khusus, parasit dan inang hidup berdampingan tanpa kerusakan mematikan pada inang. Khasnya, parasit mengambil cukup bahan makanan untuk tumbuh tanpa mencegah inang berkembang biak. Dalam hubungan parasitoid, inang dibunuh, normalnya sebelum melahirkan keturunan.
Parasitoid juga sering berkembang bersama dengan inangnya. Banyak biolog yang menggunakan istilah parasitoid untuk hanya merujuk pada serangga dengan jenis riwayat hidup seperti ini, namun beberapa orang berpendapat istilah ini mesti digunakan lebih luas untuk mencakup nematoda parasit, kumbang penggerek benih, bakteri dan virus tertentu (mis. bakteriofag) yang semuanya harus menghancurkan inangnya (Wagiman, 2010).
Adapun beberapa macam parasitoid diantaranya yaitu spesies parasitoid soliter, parasitoid gregarius dan parasitoid primer.Spesies parasitoid soliter adalah spesies parasitoid yang melangsungkan hidupnya secara sempurna dalam satu inang, sisanya yang lain terbunuh oleh yang berhasil hidup bila lebih dari satu telur diletakkan dalam inang.Contoh parasitoid soliter antara lain Charops sp (famili Ichneumonidae),Ichneumonidae dan lalat Tachinidae adalah parasitoid soliter. Banyak jenis lebah Ichneumonid merupakan parasitoid soliter.
Spesies parasitoid gregarius adalah spesies parasitoid yang melangsungkan hidupnya lebih dari satu individu dalam satu inang. Dalam hal tertentu diperlukan lebih dari satu individu per inang, karena satu larva parasitoid saja tidak mampu membunuh inang dan menyelesaikan perkembangannya. Contoh parasitoid gregarious adalah Tetrastichus schoenobii,Braconidae dan Chalcidoidae. Jumlah parasitoid yang dikeluarkan per inang dapat sangat tinggi. Beberapa Encyrtidae yang memparasitasi Lepidoptera besar dan menghasilkan lebih dari satu individu dari satu telur yang dibuahi (polyembryony) dapat menghasilkan beberapa ratus parasitoid dari jenis seks yang sama dari satu telur, dan bila beberapa telur yang diletakkan per inang, beberapa ribu parasitoid dapat dihasilkan (Askew, 1971).
Parasitoid primer adalah parasitoid yang menyerang inang secara langsung. Mereka pada umumnya dimasukkan sebagai serangga berguna dengan satu kekecualian utama.
IV. PENUTUP

4.1.     Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1.      Predator  adalah organisme yang hidup bebas sepanjang hidupnya, membunuh mangsa, biasanya lebih besar dari mangsanya, dan memerlukan lebih dari satu mangsa untuk menyelesaikan perkembangannya.
2.      Parasitoid ialah organisme yang menghabiskan sebagian besar riwayat hidupnya dengan bergantung pada atas di organisme inang tunggal yang akhirnya membunuh (dan sering mengambil makanan) dalam proses itu.
3.      Serangga tinggal di semua habitat darat dan air tawar, dari daerah kutub dan gunung es beku sampai padang rumput, gurun pasir, sungai dan danau yang dalam.
4.      Predator yang tergolong menghisap ini sering menginjeksikan racun-racun yang keras dan enzim-enzim pencernaan hingga mangsanya lumpuh dan mempermudah menghisap isinya.
5.      Seekor imago parasitoid memasukkan sebuah telur ke dalam tubuh inang yang kemudian berkembang menjadi kepompong dan keluar sebagai imago.

4.2. Saran
Saran yang dapat praktikan berikan pada praktikum ini agar dilakukan dengan sungguh-sungguh dan lebih teliti. Observasi yang dilakukan harus lebih mendetail, agar data dan identifikasi yang dilakukan dapat lebih spesifik dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Jaya .2015. Pengetahuan Tentang Serangga. [internet] http://www.senaya.web.id/serangga. diakses tanggal 7 Februari 2015.

Herlinda, Siti, Chandra Irsan.2011. Pengendalian Hayati Hama Terpadu. Penerbit Universitas Sriwijaya. Indralaya, Ogan Iir.

Rahardjo, Budi. 2006. Biologi Serangga. [internet] http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2013/03/perkebunan_perspektif111-2012-N-2-Nurindah.pdf. diakses tanggal 7 Februari 2015.

Wagiman, F. x. 2010. Penghendalian Hayati. [internet] https://www.academia.edu/7166597/Dpt_yes. diakses tanggal 7 Februari 2015.