Persaingan Interspesifik Dan Intraspesifik
Posted by Unknown on 8:56 PM with No comments
OLEH
SARDIANTO (05121007125)
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme hidup di dalam suatu
ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar satu spesies dengan spesies
lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling
menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan
dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya
persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya,
sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam.
Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Interaksi yang terjadi antarspesies
anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap kondisi populasi mengingat
keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun
kehidupan populasi. Menurut Odum (1993), setiap anggota populasi dapat memakan
anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran
yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat
searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan
atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat merupakan
interaksi yang positip, negatif, atau nol.(Indryanto,2006)
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari
interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi individu yang meningkatkan
kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan reproduksi dengan mengurangi
kesempatan saingannyauntuk memperoleh suatu sumber makanan.Interaksi-interaksi
ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin melibatkan interferensi langsung
untuk memperoleh sumber makanna atau suatu penurunan umum kemampuan saingnya
untuk menggunakan sumber tersebut.
Persaingan terjadi
ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda
menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap
organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan
pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan,
unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau
factor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh
tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya. (Indriyanto,2006).
Kacang
hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan
tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi
suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya
tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur
hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi
tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung
B. Tujuan
Adapun
tujuan pengamatan pada praktikum kali ini adalah untuk Mengamati pengaruh kompetisi
intraspesifik dan interspesifik terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kacang
hijau.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Pengaruh Lingkungan
Terhadap Tumbuhan
Faktor-faktor lingkungan
akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat
faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling
mempengaruhi dengan lingkungannya.Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh
disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu.Karena hanya tumbuhan
yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan.Tumbuhan pun mempunyai
sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan
mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut
dinamakan allelopati (Irwan,2007).
2.2.
Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya
untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman
tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan.
Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni
jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang
ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
hubungan sesama tanaman yaitu:
· Adanya kompetisi yang disebabkan
kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar
matahari, unsur hara, dan air.Kompetisi ini disebut juga alelospoli.
· Tumbuhan tertentu baik masih hidup
atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan
lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati.
· Adanya pengaruh baik fisik maupun
maupun biologis lingkungan yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang
(Irwan,2007).
2.3.
Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul
akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga
membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu
penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan
sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan
hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar
individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk
interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber
daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh
(Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu
apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing
jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang
gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama
secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan
bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri
dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk
interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi.
Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme
yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu
interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi
pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat
bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan
secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di
kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles )
.Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber
daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ),
yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang
terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu
usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain,
meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses
ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang
berpengaruh negatif pada individu lain.
2.4.
Persaingan Dalam Komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi
antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda
jenis.Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan
persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang
berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut
mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum,
1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam
menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara
lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989).
Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu
organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi.Pada hakikatnya
mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk
menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis.
Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1. Persaingan aktivitas
2. Persaingan sumber daya alam
Dua
jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara
bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
1. Perbedaan
unsur hara
2. Perbedaan
sebab – sebab kematian
3. Kepekaan
terhadap berbagai senyawa racun
4. Kepekaan
terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.
Beberapa
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan
interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1. Jenis tanaman
Faktor
ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan
secara fisiologis.Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system
perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsure hara.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak
yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan
terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi
bagi pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk
menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang
(akar tunas).Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan
bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang.
III. PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum persaingan tanaman kacang hijau dan
jagung dilaksanakan di area laboratorium Ekologi Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya selama 4 minggu.
B. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
ini antara lain skop, garpu tanah, polybag 17 x 25 cm, penggaris, dan
timbangan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain biji
jagung, biji kacang hijau, tanah gembur, dan pupuk kandang
C.
Cara Kerja
Prosedur
Pengamatan Persaingan pada tanaman jagung dan kacang hijau:
1. Sediakan
pot plastic yang sudah diisi tanah
2. Pilih
biji kacang hijau dan jagung yang baik
3. Tanamlah
biji kedalam pot dengan aturan : 5 jagung dan 5 biji kacang hijau
4. Lakukan
penyiraman setiap hari selama 4 minggu
5. Ukur
tinggi dan jumlah daun yang tumbuh pada masing-masing tanaman.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Adapun
hasil yang didapat pada praktikum kali ini tersedia pada tabel pengamatan
berikut ini :
Hari/ tanggal
|
Nomor pot
|
Nama tanaman
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
Rabu,
17
april 2013
|
I
II
III
IV
V
|
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
|
13
16
15
14
12
11
16
14
17
16
|
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
|
Hari/ tanggal
|
Nomor pot
|
Nama tanaman
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah daun
|
Rabu,
24
april 2013
|
I
II
III
IV
V
|
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
|
33
22
29
20
32
18
30
21
38
24
|
4
6
4
5
4
6
4
6
6
4
|
Hari/ tanggal
|
Nomor pot
|
Nama tanaman
|
Tinggi tanaman/cm
|
Jumlah daun
|
Rabu
1
mei 2013
|
I
II
III
IV
V
|
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
|
63
36
58
26
55
26
51
28
69
32
|
6
10
6
9
6
8
5
8
8
7
|
Tabel
1.1 jumlah Gulma yang Terdapat dalam Suatu Lahan Sawit yang diamati
B.
Pembahasan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal
dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut
untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.Faktor eksternal
yang menjadi perebutan antar tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsure
hara, suhu, air, oksigen , dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi
perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan
tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban tanah, udara,angin, dan gangguan dari
spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri
masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal
yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu
sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air,
kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan
(seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan
tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila
suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain
maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu
memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di
bandingkan dengan yang lain(Setiadi, 1989).
Tinggi tanaman kacang hijau lebih tinggi dibandingkan tinggi
tanaman jagung.Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung terbawa
oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem ini akan bersaing
untuk mendapatkan air dan bahan makanan. Dan karena mereka tidak bergerak, maka
ruang menjadi faktor penting, di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi
menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu,
kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang
berbeda di setiap plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan
untuk tumbuh dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada
umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan
faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh
terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih
besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih
besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya
apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa
hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu
sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air,
kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa kita dapatkan pada praktikum persaingan
intraspesifik dan interspesifik antara lain:
1. Pertumbuhan tanaman kacang hijau
lebih cepat daripada tanaman jagung maka kacang hijau adalah pemenang dalam
kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah kepadatan
atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu lamanya tanaman
hidup.
3. Semakin rapat
jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena
persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin ketat.
4. Cepat atau
lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu
tanaman dalam berkompetisi.
5. Terjadinya
kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati
B.
Saran
Sebaiknya para
praktikan melakukan praktikum ini dengan teliti agar hasil yang diperoleh
objektif.Selain itu, praktikan harus melakukan semua praktikum sesuai dengan
prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum sehingga
dapat didapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,
2010. Tehnik Ordinasi. http://nanang14045.student.umm.ac.id/tehnik
ordinasi/. diakses pada tanggal 14 april
2013, 09:50
Jumin,
Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman.
Rajawali Press: Jakarta
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta:
UI Press.
Naughhton.1973.
Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press :
Yogyakarta
Rohman,
Fatchur.dkk. 2001. Petunjuk Praktikum
Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Rahardjanto,
Abdulkadir. 2001. Ekologi
Umum. Umm Press: Malang.
Syafei,
Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.
Wolf,
Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. UGM Press: Jogjakarta.
0 Comment:
Post a Comment