Suksesi Sekunder
Posted by Unknown on 8:57 PM with No comments
EKOLOGI PERTANIAN
OLEH
SARDIANTO (05121007125)
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dinamika di
alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala sesuatu yang
sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses
perubahan yang tidak pernah ada akhirnya. Keadaan keseimbangan yang tampaknya
begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan itu segera akan berubah
jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan.
Lucy E.
Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang dinamik, sebentar
menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak tenang, dan bila dilihat
hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya setelah mencapai
keseimbangan. Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di alam
menghasilkan konsep suksesi.
Suksesi vegetasi menurut Odum
adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman di dalam satu kesatuan
habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah kecenderungan kompetitif setiap
individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai klimaks, dan menurut
Clements adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang bergantian, biasanya
dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.Odum (1971) mengatakan bahwa
adanya pergantian komunitas cenderung mengubah lingkungan fisik sehingga
habitat cocok untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan abiotik
tercapai.
Komunitas yang terdiri
dari beberapa populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam
ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa.Perkembangan ekosistem menuju
kedewasaan dan keseimbangan disebut suksesi ekologi atau suksesi.Suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem
klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).Di alam terdapat dua
macam suksesi yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder
Suksesi primer terjadi bila
komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas
asal tersebut secara total sehgga di tempat komunitas asal terbentuk habitat
baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan
gunung merapi, endapan lumpur yang baru di sungai, dan endapan pasir di pantai.
Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batu
bara, dan minyak bumi.
Suksesi sekunder terjadi bila
suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan
tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme, sehingga dalam komunitas
tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami
misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina kencang, dan gangguan buatan
seperti penebangan hutan dan pembakarn padang rumput dengan sengaja.
Suksesi sekunder
terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun
buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme, sehingga
dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya,
gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina kencang, dan
gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakarn padang rumput dengan
sengaja.
B. Tujuan
Tujuan
dari pelaksanaan praktikum suksesi sekunder
adalah untuk mengetahui proses suksesi alami pada lahan garapan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan bumi selalu berubah-ubah.
Kandungan CO2 dan O2 dalam udara, iklimnya, gunungnya, flora
dan faunanya tidaklah tetap. Dalam skala yang kecil kita lihat pada gunung
Krakatau. Setelah letusannya yang amat dahsyat dalam tahun 1883, kehidupan di
pulau itu dapat dikatakan terhapus. Dari penelitian yang dilakukan secara
berulang dalam jangka waktu panjang, dapatlah diketahui kehidupan kembali lagi.
Mula-mula terdapat tumbuhan tingkat rendah, seperti lumut dan paku-pakuan.
Kemudian tumbuhan tingkat tinggi. Proses ini disebut suksesi (Soemarwoto,
1983:24).
Suatu daerah tidak
tetap demikian untuk waktu yang lama. Diawali dengan tumbuhan daerah itu segera
dihuni oleh beragam spesies tumbuhan atau hewan. Organisme-organisme ini
mengubah habitat yang membuatnya sesuai bagi spesies lain menjadi mantap. Masa
pendewasaan perkembangan suatu daerah seringkali mencapai suatu keadaan relatif
stabil yang diberikan sebagai tahapan klimaks. Selama masa perkembangan ini,
penghunian suatu daerah baru, pertama-tama oleh tumbuhan melandasi jalan bagi
hewan-hewan untuk tinggal di dalamnya disebut suksesi. Suksesi adalah suatu
cara umum perubahan progresif dalam komposisi spesies suatu komunitas yang
sedang berkembang. Hal ini secara bertahap disebabkan oleh reaksi biotik dan
berlangsung melalui sederetan tahapan dari tahapan pelopor menuju tahapan
klimaks (Michael, 1996:383).
Vegetasi yang dibiarkan
demikian saja, menunjukkan kecenderungan untuk berubah ke suatu arah tertentu.
Biasanya dari komunitas yang tidak begitu rumit yang terdiri atas
tumbuh-tumbuhan kecil menjadi komunitas yang lebih kompleks yang didominasi
oleh tumbuh-tumbuhan yang lebih besar (atau bagaimanapun menimbulkan kesan
adanya kompetisi yang lebih besar). Perubahan itu bersifat kontinu, tahap-tahap
yang dikenal hanya merupakan ruas-ruas ungkapan vegetasi. Demikian itulah yang
disebut suksesi (Polunin, 1960:761).
Proses pengorganisasian
sendiri dengan mana ekosistem-ekosistem mengembangkan struktur dan proses
ekologi dari energi yang tersedia disebut suksesi. Suksesi meliputi
pengorganisasian menjadi mantap dan kadang-kadang kembali ke awal (retrogess).
Suksesi dipertimbangkan berakhir apabila suatu pola ke suatu kondisi yang
kurang terorganisir memulai melakukan suksesi lagi. Klimaks adalah merupakan
puncak pertumbuhan atau puncak tertinggi yang telah dicapai (Odum, 1992:456).
1.1.
Pengertian Suksesi
Suksesi
adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Dengan perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan
ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. (Arianto,
2008)
Secara
singkat, suksesi dapat diartikan sebagai perubahan dalam suatu komunitas yang
berlangsung menuju ke suatu pembentukan komunitas secara teratur (Tim Dosen
Ekologi Tumbuhan, 2011).
Akhir proses suksesi
komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks.
Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak
berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks
ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu
komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan
dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. (Arianto, 2008)
1.2.
Macam Suksesi
a.
Suksesi
Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan
tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia.Gangguan secara
alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di
muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
Suksesi primer ini diawali
tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak.Lumut kerak
mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat
anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih
kompleks.Benih yang jatuh pada tempat
tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu.akan tumbuh rumput, semak,
perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas
tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi
komunitas hewan.Secara langsung atautidak langsung. Hal ini karena
sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada
suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis
tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem
seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh
suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau.Setelah letusan itu,
bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu
sampai kedalaman rata – rata 30 m.
b.
Suksesi
Sekunder
Suksesi sekunder
terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak
total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal,
tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang
menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau
akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir,
kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan.
Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal
hutan.
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan
misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut
eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir sukses adalah
terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat
tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :
1.
Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2.
Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3.
xeroser yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun.
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya
komposisinya bercirikan spesies yang dominant. Berdasarkan pengaruh musim
terhadap bentuknya komunitas klimaks.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Tempat
Dan Waktu
Praktikum
Analisis Vegetasi Metode Kuadran dilaksanakan pada hari Jum’at 15 Maret2013 waktu menunjukkan 15.00- 17.05.
Pengamatan
dilakukan di daerah lahan Sawit Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
B.
Alat
Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan, diantaranya: 1) Meteran, 2) Tali Rafia, 3) 4 Patok, 4) Catatan panduan dan 5) Alat tulis.
C.
Cara
Kerja
Dalam
praktikum Suksesi sekunder ini, langkah kerja yang harus dilakukan antara lain
:
1) Bersihkan
lahan garapan dengan cangkul dari rumput dan tumbuhan lain yang ada, seluas 25
m2.
2) Bagi
lahan tersebut menjadi petak kecil yang berukuran 1x1 m2 dengan
menggunakan meteran dan dibatasi oleh tali raffia. Selanjutnya biarkan petak
tersebut selama satu minggu.
3) Setelah
satu minggu, amati jenis tumbuhan yang tumbuh pada masing-masing petak 1x1 m2
dan catat jumlah, serta tinggi masing-masing tumbuhan.
4) Pengamatan
dilakukkan terus setiap minggu hingga minggu ke delapan, catat perubahan vegetasi yang terjadi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Adapun
hasil yang didapat pada praktikum kali ini tersedia pada tabel pengamatan
berikut ini :
No
|
Hari/
Tanggal
|
∑
Gulma sebelum digarap
|
∑
Gulma setelah digarap
|
Jenis
Gulma
|
Tinggi
Gulma
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Jum’at/
22 Maret 2013
|
Tak
hingga
|
Putri
malu
Patikan
kebo
Rumput
gajah
Ilalang
Kacang-kacangan
Rumput
kanji
Pete
bulu
|
-
|
|
No
|
Hari/
Tanggal
|
∑
Gulma sebelum digarap
|
∑
Gulma setelah digarap
|
Jenis
Gulma
|
Tinggi
Gulma
|
1
2
3
4
5
|
Kamis/
4 April 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Anonim
Putri
malu
Anonim
|
4
cm
7,5
cm
1,2
cm
11,8
cm
6
cm
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Kamis/
11 April 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Anonim
Putri
malu
Anonim
Pete
bulu
|
7
cm
9
cm
3
cm
14
cm
10
cm
2
cm
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Kamis/
18 April 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Anonim
Putri
malu
Anonim
Pete
bulu
Ilalang
|
10
cm
12
cm
7
cm
16
cm
12
cm
2
cm
3
cm
|
|
1
2
3
4
5
|
Kamis/
25 April 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Anonim
Putri
malu
Pete
bulu
Ilalang
leguminosa
|
14
cm
11
cm
7,5
cm
18
cm
4
cm
4
cm
5
cm
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Kamis/
2 Mei 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Putri
malu
Pete
bulu
Ilalang
Leguminosa
|
15
cm
11,5
cm
18,2
cm
4,6
cm
7
cm
6
cm
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Kamis/
9 Mei 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Putri
malu
Pete
bulu
Ilalang
Leguminosa
|
17
cm
13
cm
20
cm
5
cm
9
cm
6,5
cm
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Kamis/
9 Mei 2013
|
Tak
hingga
|
Rumput
gajah
Rumput
teki
Putri
malu
Pete
bulu
Ilalang
Leguminosa
|
19
cm
14
cm
21,5
cm
5,7
cm
9,9
cm
8,1
cm
|
B.
Pembahasan
Dalam
praktikum yang kami lakukan, suksesi yang terjadi pada lahan garapan yang kami
buat termasuk dalam jenis suksesi sekunder. Suksesi sekunder muncul dari
kerusakan alam yang parsial saja, hal ini sesuai karena kerusakan yang timbul
hanya disebabkan oleh proses pencangkulan dan bukan karena kerusakan alam total
yang umumnya terjadi akibat bencana alam.
Jenis
suksesi sekunder yang terjadi berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan proses
perubahan yang disebut suksesi progresif. Hal ini disebabkan perubahan
komunitas tumbuhan atau vegetasi menggambarkan bertambah banyaknya suatu lahan
garapan oleh berbagai jenis tumbuhan pada hasil percobaan.
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa vegetasi yang
pertama muncul adalah jenis rerumputan yaitu rumput teki. Hal ini disebabkan
jenis suksesi merupakan suksesi sekunder, dimana sudah terdapat kehidupan
sebelumnya. Vegetasi yang biasanya muncul pertama kali biasanya berupa tumbuhan
pelopor atau pionir yaitu tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada
lingkungan yang serba terbatas pada berbagai faktor pembatas. Kehadiran
kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang
memberikan kemungkinan hidup bagi tumbuhan lainnya. Jenis tumbuhan pionir
lainnya yaitu tumbuhan lumut kerak. Lumut kerak termasuk dalam tumbuhan pionir
sebab memiliki kemampuan dalam proses pembentukam lapisan tanah, memecah batuan
dengan akarnya dan membebaskan materi organik ketika terjadi pelapukan dari
bagian tumbuhan yang mati.
Proses
terjadinya suksesi dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang baik secara
terpisah-pisah maupun dalam kombinasi dapat mempengaruhi ketidakhadiran.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum suksesi sekunder
ini antara lain :
1. Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula.
2.
Suksesi primer terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan
tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia.
3. Suksesi sekunder
terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak
total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal,
tetapi tidak dari komunitas pionir.
4.
Suksesi yang kami lakukan ini merupakan
jenis suksesi sekunder. Karena telah ditemukan adanya kehidupan sebelumnya,
yaitu berupa rumput-rumput liar, yang kemudian dibersihkan dengan cara
dicangkul sampai bersih hingga akar-akarnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas
pioner. Yaitu ada fase permulaan, fase awal,
fase muda, dan diakhiri dengan fase klimaks yang ditandai dengan matinya
tanaman secara terus-menerus.
B. Saran
Pada
praktikum ini sebaiknya praktikan lebih memperhatikan prosedur kerja dan lebih
baik dalam identifikasi jenis tumbuhan yang pada tiap-tiap praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,
2010. Tehnik Ordinasi. http://nanang14045.student.umm.ac.id/tehnik
ordinasi/. diakses pada tanggal 14 april
2013, 09:50
Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI
Press.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta
Rohman, Fatchur.dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Malang: JICA.
Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar
Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.
Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi
Umum. UGM Press: Jogjakarta.
0 Comment:
Post a Comment