Analisis Vegetasi Metode Garis Menyinggung

Posted by Unknown on 8:53 PM with No comments
OLEH :
SARDIANTO (05121007125)
I.  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hingga paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur.Indonesia juga merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas (Heriyanto dan Garsetiasih, 2004).
Keanekaragaman spesies, ekosistem dan sumberdaya genetik semakin menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan.Perkiraan tingkat kepunahan spesies di seluruh dunia berkisar antara 100.000 setiap tahun, atau beberapa ratus setiap hari.Kepunahan akibat beberapa jenis tekanan dan kegiatan, terutama kerusakan habitat pada lingkungan alam yang kaya dengan keanekaragam hayati, seperti hutan hujan tropik dataran rendah. Bahkan dalam kurun waktu dua setengah abad yang akan datang diperkirakan sebanyak 25% kehidupan akan hilang dari permukaan bumi. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengarah pada kerusakan habitat maupun pengalihan fungsi lahan. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan karena kita ketahui keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai penyedia bahan makanan, obat-obatan dan berbagai komoditi lain penghasil devisa negara, juga berperan dalam melindungi sumber air, tanah serta berperan sebagai paru-paru dunia dan menjaga kestabilan lingkungan (Budiman, 2004).
Kepunahan keanekaragaman hayati sebagian besar karena ulah manusia.Kepunahan oleh alam, berdasarkan catatan para ahli hanya sekitar 9% dari seluruh keanekaragaman hayati yang ada dalam kurun waktu sejuta tahun.Saat ini, kepunahan keanekaragaman hayati di daerah tropis akibat ulah manusia mencapai 1.000 sampai 10.000 kali laju kepunahan yang terjadi secara alami (Alikodra dan Syaukani, 2004dalam Widhiastuti, 2008).
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.

B.     Tujuan
Adapun tujuan pengamatan pada praktikum Analisis Vegetasi yaitu untuk menganalisa vegetasi dengan kerapatan gulma.

II.  TINJAUAN PUSTAKA
Frekuensi adalah nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis didalam komunitasnya.Angka ini diperoleh dengan melihat perbandingan jumlah dari petak-petak yang diduduki suatu jenis terhadap keseluruhan petak yang diambil sebagai petak contoh di dalam melakukan analisis vegetasi.Frekuensi dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti luas petak contoh, penyebaran tumbuhan dan ukuran jenis tumbuhan.
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan  vegetasi, iklim dan tanah berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Anonim. 2009).
Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan  kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Webb, 1954).
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan bebrbagai kendala yang ada.Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk praktikum/penelitian, yaitu metode kuadrat, metode kuadran, metode garis menyinggung, dan profil arsitektur.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik.Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasijenis tumbuhan di dalam area tersebut.Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam praktikum ini, khusus untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet (1964). Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990).
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting.Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Metode Garis Menyinggung Metode ini secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan.Tipe komunitas ini umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput. Profil Arsitektur Metode ini menjadi dasar untuk memperoleh gambaran kompsisi, struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi, sehingga memberikan informasi menegenai dinamika pohon dan kndisi ekolginya, dari profil arsitektur ini juga dapat diketahui interaksi antara masing-masing individu pohon dan peranannya di dalam ekosistem suatu komunitas vegetasi. Halle at al (1978), menggolongkan pohon-pohon yang terdapat di dalam suatu komunitas alam tropika berdasarkan kepada kenampakan arsitektur, ukuran pohon, dan keadaan biologi pohon, menjadi 3 golongan pohon, yaitu :
1. Pohon masa mendatang, yaitu pohon yang mempunyai kemampuan untuk berkembang lebih lanjut atau pada masa datang. Pohon tersebut pada saat ini biasanya merupakan pohon yang kodominan, dan diharapkan pada masa datang akan menggantikan pohon-pohon yang pada saat ini dominan.
2. Pohon masa kini, yaitu pohon-pohon yang sedang berkembang penuh dan merupakan pohon yang dominan yang paling menentukan di dalam profil arsitektur komunitas tumbuhan saat kini.
3. Pohon pada masa lampau, yaitu pohon-pohon yang sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan selanjutnya akan mati. Biasanya pohon-pohon ini merupakan pohon tua yang tidak produktif lagi.
Berdasarkan ukuran pohon maka pengolongan pohon-pohon tersebut adalah :
a. Pohon masa mendatang : Ht Hn ; Ht lebih kecil dari tinngi pohon normal maksimum, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ Ht.
b. Pohon pada masa kini : Ht Hn ; Ht mendekati sama dengan tinggi pohon normal, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ ht.
c. Pohon pada masa lampau : Ht Hn ; Ht sudah tidak dapat meningkat lagi, Ht 100 Dbh’ dan HI ½ Ht. Pada golongan ini pohon  sudah mengalami kerusakan, tidak produktif, dan tua.
Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut.Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.

III.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat
Praktikum Analis Vegetasi Metode Garis Menyinggung ini dilakukan pada hari Jum’at 5 April 2013.
Praktikum ini bertempat di  kebun kelapa sawit di Lapangan Tanah Arboretum Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum Analisis Vegetasi tentang Garis Menyinggung kali ini antara lain: 1) Tali Rapiah, 2) Meteran, 3) Patok kayu dan 4) Alat tulis.

C.    Cara Kerja
Prosedur Kerja Metode Garis Menyinggung :
1.      Terhadap tipe vegetasi yang diamati di dalamnya dibuat jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang pada dasarnya ditentukan secara acak, sistematik atau titik awal secara acak dan selanjutnya sistematik tetapi tidak ada di daerah ekoton.
2.      Jalur-jalur transek tersebut dibagi ke dalam interval-interval. Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak contoh. Daerah ini dianggap sebagai satuan terkecil analisis vegetasi.
3.      Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak di atas maupun di bawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya.
4.      Data yang tercatat dari masing-masing jenis individu itu adalah berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (Intercept. I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan ke dalam transek.
5.      Unuk individu-individu yang terukur yang tidak dikenal di lapang, maka harus diidentifikasi di laboratorium.
6.      Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun besaran indeks nilai penting jenis-jenis di dalam komunitasnya dengan memperhatikan persamaan-persamaannya.
7.      Catat hasil yang didapat.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Adapun hasil yang didapat pada praktikum kali ini tersedia pada tabel pengamatan berikut ini :
Hari/ tanggal
∑Jumlah Gulma
Jenis Gulma
Jumlah Gulma
Tinggi Gulma
Jum’at,
5 April 2013

100 – 200
-          Pakis
-          Patikan kebo
-          Babandotan
-          Jenggot kambing
-          Teki-tekian
-          Akasia
-          seduduk
3
55
5
26

5
3
9
6,5 cm
18 cm
90 cm
25 cm

42 cm
49 cm
40 cm

Tabel 1.1 jumlah Gulma yang Terdapat dalam Suatu Lahan Sawit yang diamati
B.     Pembahasan
Metode garis menyinggung (line intercepe) digunakan untuk analisik tumbuhan penutup tanah dengan transek 300 m. pada daerah penelitian, diambil titik pertama sebagai titik contoh yang akan dijadikan patok pengamatan yang akan dilakukan.
     Adapun kegiatan yang dilakukan pada praktiukum Analisis Vegetasi pada Garis Menyinggung antara lain menarik garis sekitar 100 meter dengan titik patok yang sudah ditentukan dengan menggunakan tali, setalah itu perhatikan tinggi tali dimana nantinya akan kita gunakan sebagai sumber pengamatan yang akan dilakukan. Setelah itu barulah kita amati dan tentukan banyak, jenis tanaman gulma yang terdapat pada lahan yang kita jadikan sampel yang sudah kita buat.
Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam Hutan Hujan Tropis, yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon-pohon kecil berkembang dalam naungan pohonyang lebih besar, di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan
Praktikum kali ini menggunakan tiga contoh pengamatan, dengan interval yang terdiri dari 10 lubang atau panjang 1 m. Pada contoh pengamatan pertama/garis I diperoleh beberapa jenis tumbuhan yaitu rumput belulang (4), putri malu (3) dan asystasia gangetica (1). Pada contoh pengamatan kedua/garis II diperoleh beberapa jenis tumbuhan yaitu patikan kebo (3), putri malu (2) dan ilalang (5).
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
       Adapun kesimpulan yang bisa kita dapatkan pada praktikum analisis vegetasi menggunakan metode garis menyinggung antara lain:
1.      Metode Garis Menyinggung Metode ini secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan. Tipe komunitas ini umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput.
2.      Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat
3.      Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada.
4.      Kerapatan menunjukan jumlah individu dari jenis yang menjadi anggota atau komunitas tumbuhan dalam suatu luasan tertentu.
5.      Frekuensi adalah nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis didalam komunitasnya

B.     Saran
       Sebaiknya para praktikan melakukan praktikum ini dengan teliti agar hasil yang diperoleh objektif.Selain itu, praktikan harus melakukan semua praktikum sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum sehingga dapat didapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2010. Tehnik Ordinasi. http://nanang14045.student.umm.ac.id/tehnik
ordinasi/. diakses pada tanggal 14 april 2013, 09:50

Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta

Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI Press.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Rohman, Fatchur.dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.

Rahardjanto, Abdulkadir.  2001.  Ekologi Umum. Umm Press: Malang.

Syafei, Eden Surasana. 1990.  Pengantar Ekologi Tumbuhan.  ITB: Bandung.

Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990.  Ekologi Umum.  UGM Press: Jogjakarta.

Categories: , , ,