Budidaya Tanaman Jagung Manis Dan Kacang Tanah
Posted by Unknown on 9:04 PM with No comments
Oleh :
SARDIANTO (05121007125)
A. Latar Belakang
Perbanyakan
Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu bagian yang penting dalam
kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pengetahuan tentang konsep
perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui agar dapat
dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif dan membedakan
pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik.
Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. .
Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang, dan ekspansi sistem perakaran tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduktif dimulai dengan pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan perkembangan buah. Pada beberapa spesies, bunga mulai terbentuk hanya dalam waktu beberapa bulan setelah ditanam. Kelompok tanaman ini secara agronomis digolongkan sebagai tanaman semusim. Pada beberapa spesies lainnya, bunga baru terbentuk setelah tanaman berumur beberapa tahun. Pada tanaman duku (Lansium domesticum) yang diperbanyak secara generatif, bunga terbentuk setelah tanaman berumur lebih dari 5 tahun. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan. Kelompok tanaman yang berbunga setelah berumur beberapa tahun digolongkan pada tanaman tahunan.Beberapa spesies tanaman hanya akan memasuki fase pertumbuhan generatif jika mendapat perlakuan lama penyinaran (panjang hari tertentu) atau suhu rendah. .
Secara umum, bunga akan berkembang menjadi buah setelah bunga tersebut mengalami penyerbukan, yakni peristiwa dimana tepung sari jatuh pada kepala putik. Walaupun perlu diingat bahwa buah pada spesies tanaman tertentu akan tetap tumbuh membesar walaupun tidak terjadi penyerbukan. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan.
Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik.
Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. .
Pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan dengan pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan pertumbuhannya menjadi cabang-cabang, dan ekspansi sistem perakaran tanaman. Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduktif dimulai dengan pembentukan bunga. Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan perkembangan buah. Pada beberapa spesies, bunga mulai terbentuk hanya dalam waktu beberapa bulan setelah ditanam. Kelompok tanaman ini secara agronomis digolongkan sebagai tanaman semusim. Pada beberapa spesies lainnya, bunga baru terbentuk setelah tanaman berumur beberapa tahun. Pada tanaman duku (Lansium domesticum) yang diperbanyak secara generatif, bunga terbentuk setelah tanaman berumur lebih dari 5 tahun. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan. Kelompok tanaman yang berbunga setelah berumur beberapa tahun digolongkan pada tanaman tahunan.Beberapa spesies tanaman hanya akan memasuki fase pertumbuhan generatif jika mendapat perlakuan lama penyinaran (panjang hari tertentu) atau suhu rendah. .
Secara umum, bunga akan berkembang menjadi buah setelah bunga tersebut mengalami penyerbukan, yakni peristiwa dimana tepung sari jatuh pada kepala putik. Walaupun perlu diingat bahwa buah pada spesies tanaman tertentu akan tetap tumbuh membesar walaupun tidak terjadi penyerbukan. Tidak semua bunga pada satu individu tanaman akan berkembang menjadi buah, karena keberhasilan pembentukan buah ini tergantung pada proses penyerbukan dan kondisi lingkungan.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat melakukan
prinsip budidaya tanaman jagung manis
2. Mahasiswa dapat
membandingkan produksi jagung manis yang ditanam dengan
jarak tanam dan kepadatan populasi yang
berbeda
3. Mahasiswa dapat melakukan
cara panen tanaman jagung manis
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fase
vegetative tanaman merupakan fase berkembangnya bagian vegetative dari
suatu tanaman. Bagian vegetative dari tanaman adalah akar, batang dan daun.Fase
pertumbuhan vegetatif mencakup pertumbuhan akar, batang, dan daun. dalam fase
ini tanaman memerlukan banyak cadangan makanan (karbohidat) yang akan dirombak
menjadi energy untuk pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan vegetative ini ada tiga
aspek penting yang perlu dikeahui yaitu pembelahan sel (cell defision),
pembelahan sel (cell enlargement) dan deferensiasi (penggandaan) (cell
deferentation).Apabila tumbuhan ditanam dengan menggunakan bijinya, maka
oertumbuhan vegetative diawali dari proses perkecambahan.
Pada
fase ini berhubungan dengan 3 proses : pembelahan sel, perpanjangan sel dan
tahap pertama diferensiasi. Pada proses pembelahan sel, memerlukan karbohidrat
dalam jumlah yang besar, karena dinding sel terbentuk dari selulosa dan
protoplasmanya dari gula. Pembelahan sel terjadi dalam jaringan merismatis pada
titik tumbuh batang daun ujung akar dan kambium.Untuk kegiatan perpanjangan
sel, hal ini terjadi pada saat pembesaran sel, proses ini membutuhkan pemberian
air yang cukup. Lalu hormon untuk merentangkan dinding sel. Dan yang terakhir
adalah dengan adanya ketersediaan gula.
Diferensiasi adalah suatu situasi dimana sel-sel
meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman
yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Merupakan proses hidup
yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain menurut
spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi, maupun
struktural) Misalnya pada pembentukan jaringan xylem dan phloem.
Dalam satu daur pertumbuhan tanaman, fase vegetatif dan fase
generatif saling bergantian.pertumbuhan vegetatife sendiri sudah dimulai sejak
tanaman di tanam dalam media yang sudah paten. Hal ini berarti, sejak masa
pembenihan dan perkecambahan. Setelah masa penyiangan maka pertumbuhan
vegetatif baru akan berjalan secara maksimal. Pertumbuhan ini yaitu mulai
tumbuhnya akar sejati yang sudah kuat dan berkembang terus kedalam tanah. Untuk
batangnya sendiri juga akan terus bertambah besar dan tinggi.Jika pada tanaman
yang berkambium, maka tanaman ini juga akan tumbuh melebar dan menjadi semakin
keras. Pada daun sendiri akan terus bertambah sampai nanti memasuki fase
generatifnya.
Biji dilindungi oleh
kulit biji yang terdiri atas jaringan-jaringan yang secara genetik identik
dengan tanaman induknya dan biasanya berkembang dari integumen bakal biji,
dalam beberapa biji, kulit biji dapat
menjadi satu dengan struktur-struktur lain, sebenarnya lebih merupakan
bagian buah daripada biji. Pada tanaman padi-padian, biji adalah buah berbiji
tunggal yang disebut kariopsis. Embrio biasanya merupakan hasil pembuahan dan
karena itu secara genetik tak sama dengan tanaman induk atau paling sedikit
secara potensial demikian. Suatu radikula dapat dikenali yang berkembang
membentuk akar tumbuhan anak dan pluma berkembang membentuk tunas.
Pertumbuhan pada tumbuhan spermatophyta diawal biji. Bentuk,ukuran, dan
struktur biji bervariasi. Biji memilki tiga bagian, yaitu inti biji, tali
pusar, dan kulit biji. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
bagian-bagian biji lainnya untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Biji dapat mengalami masa tidak aktif (dormansi)
akibat kandungan air dalam biji yang rendah, yaitu 5-10%. Dormansi pada biji
dapat dilihat pada kulit biji yang keras yang menghalangi penyerapan air dan
oksigen. Dormansi sangat bermanfaat pada situasi yang tidak menguntungkan
seperti suasana sangat dingin atau kekeringan. Pada kondisi tertentu yang
memungkinkan biji untuk tumbuh, biji akan mengakhiri masa dormansinya dan mulai
berkecambah (germinasi).
Tahap
awal perkecambahan dimulai pada saat biji menyerap air. Penyerapan air
(imbibisi) terjadi melalui liang biji (mikrofil). Penyerapan air merupakan
tahap penting dalam perkecambahan. Biji yang telah menyerap air akan membesar
sehingga mengakibatkan robeknya kulit biji.
Organ
pertama yang terbentuk pada kebanyakan tanaman adalah akar. Pada saat
perkecambahan, radikel akan tumbuh menembus kulit biji lebih dahulu dibanding
hipokotil pada saat perkecambahan berlangsung pada kebanyakan spesies tanaman.
Walaupun tentu terddapat beberapa spesies sebagai pengecualian. Radikel ini
selanjutnya berkembang menjadi akar primer atau disebut akar tunggang (top root) pada tanaman dikotil. Pada
tanaman monokotil, beberapa (1 sampai 4) akar seminal akan pula terbentuk dari
embrio benih.
Pertumbuhan
lebih lanjut dari akar primer tergantung pada aktivitas dari meristem
apikalnya. Pembelahan sel berlangsung sangat aktif pada bagian meristem akar
ini. Bagian meristem akar ini dilindungi oleh tudung akar (root cap). Peranan tudung akar penting sekali dalam proses
pemanjangan akar, pada saat akar melakukan penetrasi ke dalam tanah. Tudung
akar juga menghasilkan sejenis bubur polisakarida yang disebut musigel (mucigel) yang berfungsi sebagai pelumas
untuk mempermudah penetrasi akar dalam tanah. Musigel juga mungkin penting
artinya dalam mengikat mikroorganisme tanah untuk bersimbiosis dengan akar
tanaman, misalnya jamur mikoriza dan bakteri Rhizobium.
E. Pertumbuhan dan
Perkembangan Batang
Pada batang yang sedang aktif
tumbuh, zona pembelahan sel (meristem) terletak lebih jauh dari ujung batang,
dibanding posisi meristem pada akar. Pada tanaman gimnosperma dan dikotil,
pembelahan dan pembesaran sel terjadi pada jaringan yang terletak beberapa
sentimeter dari ujung batang. Ada yang dilaporkan terjadi pada posisi sejauh 10
cm dari ujung batang.
Pada
tanaman rumput-rumputan (graminae), pembelahan dan pembesaran sel dapat terjadi
jauh dari ujung batang, tetapi hanya pada posisi tertentu, yakni pada bagian
pangkal masing-masing ruas (internode) batang. Zona meristematik pada pangkal
ruas ini disebut meristem interkalari (intercalary
meristem), karena terletak antara jaringan-jaringan tua yang sel-selnya
tidak lagi aktif membelah diri. Dengan demikian, masing-masing ruas terdiri
dari sel-sel tua pada bagian atas dan sel-sel muda pada bagian bawah.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Daun
Tanda awal dari
perkembangan daun pada tanaman gimnosperma dan angiosperma umumnya adalah
pembelahan sel pada 3 lapisan sel terluar pada ujung batang (shoot apex). Pembelahan secara
periklinal yang diikuti pembesaran sel-sel yang muda akan membentuk primordia
daun. Pembelahan sel secara antiklinal yang berlangsung kemudian akan
memperluas permukaan primordia daun ini.
Primordia
daun berkembang pada posisi yang teratur (tidak secara acak) pada ujung batang.
Masing-masing spesies mempunyai tata letak posisi daun (filotaksis atau
phyllotaxis) yang spesifik. Faktor yang menyebabkan tata letak daun masih perlu
pengkasijan lebih mendalam. Ada 2 teori yang dikembangkan untuk menjelaskan
tentang keteraturan tata letak daun. Teori pertama, primordia daun yang telah
terbentuk akan menghasilkan suatu senyawa penghambat (inhibitor) yang berperan
mencegah terbentuknya primordia daun lain pada zona di sekitar primordia daun
yang telah terbentuk tersebut. Diasumsikan bahwa senyawa penghambat ini akan
berangsur-angsur terurai setelah berdifusi cukup jauh dari primordia daun yang
menjadi sumbernya. Teori kedua, primordia daun akan berkompetisi dalam
memanfaatkan ruang, dimana primordia daun akan terbentuk jika cukup ruang
tersedia untuk perkembangannya.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat
dan
waktu
Budidaya tanaman agronomi fase pertumbuhan vegetatif
tanaman jagung dan kacang tanah ini
dilaksanakan di Lahan Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya pada hari Rabu
tanggal 21 Maret 2013 pukul
10.00 sampai dengan pukul 11.40 WIB.
B. Alat dan bahan
Alat
yang digunakan adalah pensil, pena, pensil gambar, penghapus, modul dasgron dan penggaris.
Bahan yang digunakan adalah benih jagung, kacang tanah, pupuk,dan air.
C. Cara kerja
Adapun
cara kerja yang harus dilakukan pada praktikum ini adalah :
1.
Tanamlah tanaman yang akan diamati ( jagung manis dan
kacang tanah )
2. Rawat dan jaga tanaman tersebut sampai akhir
pertumbuhan fase vegetatif
3. Catatlah hasil pengamatan yang sesuai dengan tabel
yang ada pada modul dasgron dari awal penanaman hingga fase akhir pertumbuhan
vegetatif tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan Organ Pertumbuham Vegetatif
Pada Jagung
a. Tanaman
Sampel I
Tanggal
|
Pengamatan
Ke -
|
Umur
Tanaman
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
16/4/2013
|
I
|
1 minggu
|
4 helai
|
28 cm
|
23/4/2013
|
II
|
2 minggu
|
4 helai
|
39 cm
|
30/4/2013
|
III
|
3 minggu
|
5 helai
|
57 cm
|
7/5/2013
|
IV
|
4 minggu
|
5 helai
|
78 cm
|
14/5/2013
|
V
|
5 minggu
|
6 helai
|
96 cm
|
b. Tanaman
Sampel II
Tanggal
|
Pengamatan
Ke -
|
Umur
Tanaman
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
16/4/2013
|
I
|
1 minggu
|
5 helai
|
38 cm
|
23/4/2013
|
II
|
2 minggu
|
6 helai
|
54 cm
|
30/4/2013
|
III
|
3 minggu
|
7 helai
|
72 cm
|
7/5/2013
|
IV
|
4 minggu
|
7 helai
|
98 cm
|
14/5/2013
|
V
|
5 minggu
|
8 helai
|
123 cm
|
c. Tanaman
Sampel III
Tanggal
|
Pengamatan
Ke -
|
Umur
Tanaman
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
16/4/2013
|
I
|
1 minggu
|
4 helai
|
25 cm
|
23/4/2013
|
II
|
2 minggu
|
5 helai
|
47 cm
|
30/4/2013
|
III
|
3 minggu
|
5 helai
|
60 cm
|
7/5/2013
|
IV
|
4 minggu
|
6 helai
|
115 cm
|
14/5/2013
|
V
|
5 minggu
|
6 helai
|
124 cm
|
d. Tanaman
Sample IV
Tanggal
|
Pengamatan
Ke -
|
Umur
Tanaman
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
16/4/2013
|
I
|
1 minggu
|
6 helai
|
38 cm
|
23/4/2013
|
II
|
2 minggu
|
7 helai
|
65 cm
|
30/4/2013
|
III
|
3 minggu
|
8 helai
|
80 cm
|
7/5/2013
|
IV
|
4 minggu
|
8 helai
|
128 cm
|
14/5/2013
|
V
|
5 minggu
|
9 helai
|
158 cm
|
e. Tanaman
Sampel V
Tanggal
|
Pengamatan
Ke -
|
Umur
Tanaman
|
Jumlah
Daun
(helai)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
16/4/2013
|
I
|
1 minggu
|
4
helai
|
24 cm
|
23/4/2013
|
II
|
2 minggu
|
5 helai
|
50 cm
|
30/4/2013
|
III
|
3 minggu
|
7 helai
|
74 cm
|
7/5/2013
|
IV
|
4 minggu
|
7 helai
|
78 cm
|
14/5/2013
|
V
|
5 minggu
|
7 helai
|
147 cm
|
Pengamatan Organ Pertumbuham Vegetatif
Pada Kacang Tanah
Tanggal
|
Tanaman
Sampel
|
Umur
Tanaman
|
Jumlah
Tangkai
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
14 Mei 2013
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
|
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
5 minggu
|
16 tangkai
25 tangkai
15 tangkai
20 tangkai
15 tangkai
25 tangkai
16 tangkai
20 tangkai
15 tangkai
13 tangkai
|
30 cm
34 cm
42 cm
33 cm
46 cm
22 cm
35 cm
40 cm
25 cm
34 cm
|
B. Pembahasan
Jagung merupakan tanaman semusim. Tanaman
ini dapat tumbuh baik bila kebutuhan tanaman terpenuhi. Tanaman dalam
kehidupannya memerlukan unsur hara agar dapat tumbuh lebih baik. Unusr hara
dapat diperoleh dari dalam tanah yang berasal dari mineralisasi batuan induk
maupun pelapukan bahan organik. Jumlah hara yang terkandung dalam tanah
menunjukkan tingkat kesuburannya. Makin banyak jumlah unsur hara yang
dibutuhkan tanaman, maka semakin subur tanah tersebut.
Didaerah yang memiliki kandungan hara
sedikit, sehingga tidak tersedia bagi tanaman diusahakan agar unsur hara
ditambah melalaui pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan memberikan unsur hara
kedalam tanah sehingga unsur hara tersebut tersedia bagi tanaman. Pemberian
pupuk sangat berpengaruh terhadap tanaman, terutama cara pemberiannya. Dalam
praktik dilapangan pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menugal, menyebar dan
membuatnya dalam paritan. Ketiga cara pemberian ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan agar dapat dimengerti
kekurangan dan kelebihan masing-masing cara tersebut.
Penanaman tanaman jagung dilapangan harus
memperhatikan jarak tanaman. Jarak tanam maksimum akan berpengaruh negatif
kepada tanaman, sedangkan jarak tanam minimum, akan akan berpengaruh negatif. Jarak
tanam yang baik adalah jarak tanam optimum. Penerapan jarak tanam, selain
berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara dan ketersediaannya,juga berpengaruh
terhadap populasi tanaman. Jarak tanam yang berbeda akan berpengaruh terhadap
populasi tanaman. Oleh karena itu dalam praktik ini diharapkan mahasiswa dapat
menghitung atau memperkirakan populasi tanaman yang ada.
Dari pengamatan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dibedakan dua fase yaitu: fase
vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif dimulai dari fase kecambah
dilanjutkan denagn fase vegetatif,akar batang daun yang cepat pada akhirnya
pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamai fase generatif,dalam fase
vegatatif ini tanaman jagung membutuhkan banyak air. Fase generatif dinamai
dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang mencakup pristiwa
penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada tanaman jagung
biasannya di bantu dengan angin, yaitu dengan cara menebarkan tepung sari
kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga jantan dan bunga betina tidak
berada di satu tempat,bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga,
sedangkan bunga betina berada dipertengahan batang atau tongkol.
a. Populasi
Per Satuan Luas
Dalam
pertumbuhan jagung yang ditanam di lahan perkebunan Universitas Sriwijaya,
bahwa jarak tanam jagung tersebut berukuran 60x70 cm dan tanaman kacang tanah
adalah 40x20 cm.
b. Jumlah
Benih Perlubang Tanam
Jumlah benih perlubang
tanam dalam setiap petak lahan berbeda-beda. Dalam petak pertama dalam setiap
lubang nya diisi tiga benih jagung. Dalam petakan yang kedua diisi dua benih
jagung. Ini dilakukan agar pada saat jagung berumur satu minggu dapat dipilih
mana tanaman jagung yang dapat hidup tumbuh dan dipilih berdasarkan tumbuh yang
paling bagus.
Dalam
percobaan ini di lakukan penanaman jagung dengan dua petak tanam dimana petak
satu di tanam dua benih per lubang dan petak dua di tanam tiga benih per
lubang.Setelah dilakukan penanaman benih dan tumbuh dilakukan penyeleksian
tanaman yang di anggap bagus pertumbuhannya dengan memotong salah satu tanaman
yang di anggap tidak bagus pertumbuhannya,dimana petak satu pada awal tanamnya
dua tanaman manjadi satu tanaman dan petak dua pada awal tanamnya tiga tanaman
menjadi dua tanaman.Hal ini dilakukan agar tanaman yang tumbuh adalah tanaman
yang berkwalitas bagus.
c.
Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah pada lahan pertama - tama adalah dengan cara pembersihan atau pembabatan
gulma yang dapat mengganggu penyerapan unsur – unsur hara di dalam tanah sehingga
tidak terjadi persaingan dan kemudian melakukan penggemburan dengan cara
dicangkul dan dinaikkan tanah nya .penaikkan tanah dilakukan agar tanah lebih
gembur .dan dibuat batas - batas atau petak tanaman.
d. Penanaman
tanaman jagung
Pembuatan
lubang tanam jagung yang digunakan adalah suatu alat yang disebut tugal atau
alu. Tugal atau alu ini terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya dibuat
runcing. Tugal bermata tunggal.
Cara
menggunakan alat tersebut adalah menancapkan ujung nya kedalam tanah sesui
dengan jarak tanam yaitu 40 cm x 60 cm. Adapun kedalaman penugalan tersebut
sangat tergantung pada kelengasan tanahnya yaitu sekitar 2,5 cm - 5 cm. Setelah
lubang tanam terbentuk , benih yang telah dipersiapkan sebelumnya dimasukkan
kedalam lubang sesuai dengan jumlah lubangnya. Pada petak 1 diberi 2 benih
jagung sedangkan pada petak 2 diberi 3 biji pada lubang tanam. Selanjutnya,
lubang yang telah ada benihnya ditutup dengan sedikit tanah yang gembur.
e. Penyulaman
Satu
minggu setelah tanam ,ada tanaman jagung yang tidak tumbuh atau mati maka
dilakukanlah penyulaman. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama.
Yang ada pada lubang tanaman yang tanaman nya berlebih. Dan dipindahkan pada
lubang yang tanaman mati atau tidak tumbuh. Jagung yang tidak tumbuh atau mati
bisanya , selain karena adanya serangan hama dan penyakit ,bias juga karena
kelengasan tanahnya yang rendah (kekeringan).
f.
Penyiangan
Penyiangan
dimaksudkan untuk membersihkan / menghilangkan tumbuhan pengganggu (gulma)yang
dapat merugikan pertumbuhan tanaman jagung. Dan juga pengurangan jumlah tanaman
pada tiap lubang karena tiap lubang segaja benih ditaruh berlebih satu karena
mengantisipasi tanaman yang tidak tumbuh. Sehingga setiap lubang pada petak
pertama terdapat 1 tanaman dan setiap lubang pada petak 2 terdapat 2 tanaman .
penyiangan pertam kali dilakukan pada waktu tanaman jagung berumur kira – kira
14 hari setelah tanam. Dan untuk penyiangan gulma berikutnya dilakukan pada
saat ada anggota kelompok berada pada pembagian waktu penyiraman.
g.
Penyiraman
Penyiraman
dilakukan dilakukan mulai dari tanaman jagung tumbuh dan disiram tiap hari pada
sore hari sekitar pada pukul 15.00 – 18.00. dan banyaknya air yang disiram
tergantung pada orang yang piket pada hari itu berbeda – beda .
h. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama dilakukan pada saat jagung di tanam.
Dosis pupuk saat pemupukan pertama adalah Urea 83 kg/ ha atau 50 gr/petak, Sp36
150 kg/ ha atu 90 gr/petak dan KCl 75 kg/ ha atau 45 gr/petak. Pemupukan yang
kedua dilakukan 4 minggu setelah tanam, pupuk yang di berikan adalah pupuk Urea
dengan dosis 167 kg/ha atau 100 gr/petak. Pupuk diberikan dengan cara larikan
pada tiap-tiap baris tanaman. Untuk Urea pada pemupukan pertama tiap barisan di
berikan 12,5 gr/ baris. Tsp di berikan 22,5 gr/ baris dan KCl diberikan 11,25
gr/baris. Pada pemupukan yang kedua pupuk urea yang di berikan 25 gr/ baris.
i. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman jagung
merupakan pengukuran terhadap prosespertumbuhan atau proses vegetative.
Pengukuran ini dilakukan pada minggu ke 2 setelah penanaman hingga batas akhir
proses vegetative yakni ditandai dengan munculnya malay , malay menandakan
bahwa tanaman jagung telah mengalami proses generative. Teknis pengukuran
tinggi tanaman jagung yakni dari pagkal batang sampai titik akhir tumbuh yakni
pada daun terpanjang.
j. Lebar
daun
Pengukuran
lebar daun dilakukan pada minggu ke 5 dari penanaman. Lebar daun yang diukur
adalah lebar daun ke enam , hal ini dilakukan karena daun ke enam merupakan
indicator pertumbuhan yang lebih baik dari daun lainnya. Teknis pengukuran
yakni ukuran terlebar dari daun ke enam tersebut. Pengukuran lebar daun sampai
batas akhir proses vegetative pada jagung yakni sampai muncul malay.
k. Munculnya
malay
Munculnya
malay merupakan pertanda bahwa jagung telah melewati masa proses vegetative.
Perhitungan jumlah yakni dihitung pada kedua petak percobaan sebanyak 18 malay.
Pada masing – masing petak artinya ada 36 malay yang dihitung.
l. Jumlah
tongkol
Jumlah
tongkol diperoleh dari tanaman jagung yang telah mengalami pembuahan . dan
dihitung keseluruhan buah yang di hasilkan tanaman jagung.
m. Analisis
data.
Untuk
melihat pengaruh perlakuan terhadap variable yang diamati maka data yang
diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara statistic menggunakan analisi
ragam atau perbandingan untuk semua pengukuran.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah
dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Jagung yang di tanam
sebanyak 2 perlubang menghasilkan lebih baik dalam pertumbuhan maupun hasil
2. Tanaman
itu juga dapat tumbuh normal apabila tiap tanaman itu mendapat perlakuan
yang sama dari segi pemupukan penyiraman dan lain - lain
3. Benih merupakan komponen agronomi, dan komponen yang
penting dalam pengelolaan lapang produksi
4. Dari pengamatan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dibedakan dua fase yaitu:
fase vegetatif dan fase generatif.
5. Unsur hara
dapat diperoleh dari dalam tanah yang berasal dari mineralisasi batuan induk
maupun pelapukan bahan organik.
B. Saran
Agar praktikum berjalan dengan lebih
efisien dan sesuai dengan tujuan, sebaiknya agar
lebih lanjut dilakukan penelitian yang dalam , dan laporan ini sebagai bahan
dalam pembudidayaan jagung selanjutnya
. Pada proses pengisian data dan hasil praktikum, dilakukan
observasi atau pengamatan secara langsung terhadap pertumbuhan jagung dan
tanaman kacang tanah yang menjadi objek.
DAFTAR PUSTAKA
Mugnisjah, Wahyu, Q dan
Asep, Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.
Setiyono,
Agus. 2008. Pengaru Unsur Nitrogen Terhadap Kadar Protein Beras. http://www.litbang.deptan.go.id.
Diakses tanggal 18 Juni 2009, pukul 11.45 WIB.
Sutoro
dan Makarim. 2007. Bentuk Tajuk Berbagai Varietas Padi dan Hubungannya dengan Potensi
Produksi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 15 (2) : 1-4.
Suyana, J dan
Heri, W. 2002. Studi kualitas air dan sumbangan hara dari irigasi Sidorejo-Jawa
Tengah pada Budidaya Padi Sawah. Jurnal Penelitian Ilmu Tanah dan
Agroklimatologi. 1(2) : 1-6
Suyo,
1999. Perkecambahan tanaman. Jakarta
: Pt Tiga Serangkai
Wayandaryanto. 2008.
Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Huyada. Jakarta.
0 Comment:
Post a Comment